Daftar isi
Orgasme adalah sensasi / perasaan yang menyenangkan yang terus menerus yang mempengaruhi kesadaran diikuti dengan kontaksi otot - otot pelvis / panggul dan uterus atau anus dan ketegangan otot-otot sehingga darah berkumpul pada daerah kelamin dan payudara yang mengakibatkan suatu kenikmatan. Orgasme laki – laki dan perempuan memiliki perbedaan, yaitu untuk laki – laki, orgasme akan terjadi apabila mengalami ejakulasi yang mana otot – otot pubocoksigeus, perineum (otot dasar panggul) dan penis akan mengeluarkan cairan semen yang mengandung sel sperma dan cairan pelumas keluar dari penis, sedangkan orgasme perempuan akan terjadi kontraksi otot dasar pervis / panggul, rectum (bagian anus), rahim / uterus dan otot vagina. Dalam proses orgasme ini, ada bagian yang penting yaitu sistem saraf, tanpa sistem saraf yang mengantarkan impuls listrik atau rangsangan ke tulang belakang dan otak maka orgasme tidak akan terjadi. Oleh karena itu, di daerah organ kelamin terdapat banyak simpul – simpul saraf untuk mengantarkan impuls – impuls rangsangan seksual yang dirasakan.
Fungsi dari tercapainya orgasme ketika melakukan hubungan seksual adalah:
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Amerika pada tahun 1998, wanita yang sakit migrain mengakui bahwa nyeri mudah diatasi dan terasa hilang ketika berhubungan seksual.
Ketika orgasme, tubuh akan mengeluarkan banyak hormon DHEA (Dehydroepiandrosteron) yang dapat mengakibatkan tubuh lebih nyaman dan tenang, sistem kekebalan menjadi lebih baik, memperbaiki jaringan rusak dan kulit menjadi lebih sehat.
Berdasarkan penelitian di Israel bahwa dengan orgasme sebanyak 2 kali dalam seminggu maka akan mengurangi risiko serangan jantung.
Selain aktifitas yang menyenangkan, hubungan seksual juga merupakan aktifitas olah raga yang dapat mengencangkan otot – otot tubuh dan membakar lemak tubuh.
Selain hormon DHEA, hormon oksitosin dan serotonin juga meningkat ketika orgasme. Oksitosin ini berfungsi dalam menyembuhakan sakit kepala, kram, susah tidur dan stres.
Ketika hubungan seksual, hormon estrogen juga diproduksi dalam jumlah cukup banyak sehingga kulit akan menjadi lebih halus, bersinar dan akan tampak lebih menarik.
Gangguan orgasme yaitu terhambatnya atau tidak tercapainya orgasme yang bersifat persisten atau berulang setelah memasuki fase rangsangan selama melakukan aktivitas seksual. Ada beberapa penyebab fisik yang dapat mengakibatkan orgasme terhambat yaitu gangguan sistem saraf pusat seperti penyakit Multiple Sclerosis, Parkinson dan Lumbal Sympathectomy. Selain itu penyebab psikis juga dapat menggangu terbentuknya orgasme seperti kecemasan, perasaan takut dan perasaan bosan. Gangguan orgasme ini berdasarkan jenisnya dibagi menjadi 2, yaitu;
Daftar Pustaka Cindy M. Meston, PhD. 2004. Disorders of Orgasm in Women. Journal of sexual medicine.America. 2010. Orgasme. http://masalahkesehatanwanita.blogspot.com/2010/01/orgasme.html (diakses pada tanggal 6 Juni 2014) Kartikawati, Eny. 2012. 7 Manfaat Orgasme Mulai Atasi Rasa Sakit Hingga Bikin Cantik. http://wolipop.detik.com/read/2012/10/30/075057/2075727/227/7-manfaat-orgasme-mulai-atasi-rasa-sakit-hingga-bikin-cantik(diakses pada tanggal 7 Juni 2014) Khairunissa, Uray Dita Amelia. 2011. Disfungsi Seksual. http://www.scribd.com/doc/76363220/Disfungsi-Seksual-Data-Gabungan (diakses pada tanggal 7 Juni 2014) American Urological Association (AUA) Foundation. 2007. The Management of Premature Ejaculation : A Patient’s Guide. America. http://www.urologyhealth.org/content/moreinfo/pe.pdf (diakses pada tanggal 7 Juni 2014)