Masa subur adalah periode dalam siklus menstruasi dimana konsepsi atau fertilisasi (pembuahan) paling mungkin terjadi, karena pada periode tersebut terdapat sel telur yang matang dan siap dibuahi. Masa subur berhubungan dengan proses ovulasi wanita. Ovulasi adalah keluarnya sel telur dari ovarium (indung telur) ke rongga pelvis yang biasanya terjadi 14 hari sebelum siklus menstruasi selanjutnya. Siklus menstruasi wanita bervariasi dari 24 hingga 35 hari (meskipun ada beberapa literatur yang menyatakan siklus 21 hari masih dianggap normal). Siklus menstruasi yang teratur dibagi menjadi 4 fase: fase menstrual (hari 1–5), preovulasi (akhir menstruasi hingga mulai ovulasi), ovulasi (kurang lebih 14 hari sebelum siklus menstruasi selanjutnya dimulai), dan post ovulasi (hari 15–28 antara ovulasi dan onset menstruasi selanjutnya).
Saat sel telur keluar dari ovarium, sel telur dapat dibuahi hanya dalam beberapa jam setelah ovulasi, sedangkan sel sperma yang berada dalam tubuh wanita dapat bertahan hingga 3–5 hari. Kehamilan akan terjadi jika ada pertemuan dan persenyawaan antara sel telur dan sel sperma. Masa paling subur seseorang adalah 2–3 hari sebelum ovulasi dan 12–24 jam setelah ovulasi. Oleh karena itu, melakukan hubungan seksual beberapa hari sebelum ovulasi dapat membuat seseorang cepat hamil.
Masa subur wanita dapat diketahui dengan menghitung kalender pada waktu-waktu yang sudah dijelaskan sebelumnya, melihat perubahan suhu tubuh saat istirahat (basal body temperature), dan melihat perubahan jumlah dan karakteristik lendir serviks.
Basal body temperature (BBT) adalah suhu tubuh seseorang saat istirahat. Dengan menghitung BBT, seorang wanita dapat mengetahui apakah dirinya sedang dalam masa ovulasi atau tidak. Biasanya suhu tubuh akan turun sedikit saat ovarium mengeluarkan sel telur, kemudian 24 jam setelah sel telur keluar, suhu tubuh akan mengalami peningkatan dan bertahan selama beberapa hari (biasanya hingga menstruasi mulai). Sebelum ovulasi, suhu tubuh rata-rata 36,1⁰-36,4⁰ dan setelah ovulasi suhu tubuh menjadi 36,4⁰– 37⁰.
Pengambilan suhu tubuh dilakukan setiap pagi di waktu yang sama sebelum melakukan aktivitas apapun – makan, minum, merokok, bahkan bangun dari tempat tidur. Alat yang digunakan bisa termometer biasa atau termometer khusus untuk mengukur BBT. Pengambilan suhu tubuh dapat dilakukan di mulut, anus, atau vagina. Cara yang dilakukan harus sama setiap harinya. Kemudian suhu tubuh yang didapat harus dicatat dan dibuat grafik.
Berikut adalah perubahan jumlah dan konsistensi lendir di jalan lahir:
Perhitungan kalender, BBT, dan observasi lendir di jalan lahir memiliki hasil yang baik jika seseorang memiliki siklus menstruasi yang teratur. Jika seorang wanita tidak memiliki siklus yang teratur, maka akan menimbulkan masalah fertilisasi di kemudian hari.
Penyakit terkait dengan masa subur wanita adalah siklus menstruasi yang tidak teratur. Siklus menstruasi yang tidak teratur membuat waktu ovulasi lebih sulit diprediksi. Penyebab siklus tidak teratur yang paling sering terjadi adalah siklus anovulatori dimana ovulasi gagal terjadi pada siklus menstruasi. Seseorang dianggap memiliki siklus menstruasi tidak teratur jika siklus menstruasi berada di luar batas normal (kurang dari 21 hari atau lebih dari 35 hari) atau berada dalam batas normal namun memiliki perbedaan yang besar tiap bulannya (misalnya suatu waktu memiliki siklus 22 hari, dan di suatu waktu memiliki siklus 34 hari).
Seseorang dengan siklus menstruasi yang teratur memiliki kesempatan untuk hamil sebanyak 25% tiap bulannya sedangkan orang dengan siklus menstruasi yang tidak teratur memiliki kesempatan yang lebih kecil lagi.
Penyebab tersering seseorang mengalami siklus anovulator adalah PCOS (polycystic ovarian syndrome). Orang dengan PCOS memiliki kadar hormon androgen yang tinggi, memiliki siklus menstruasi yang tidak teratur, dan memiliki kista-kista kecil di ovariumnya. Dengan tingginya kadar androgen, biasanya seorang wanita dengan PCOS memiliki jerawat yang banyak, pertumbuhan bulu yang banyak, dan kenaikan berat badan. PCOS kemungkinan disebabkan oleh keturunan.
Selain PCOS, beberapa hal lain yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur adalah obesitas, berat badan yang sangat rendah, gangguan pola makan, olahraga yang berlebihan, gangguan kelenjar tiroid, hiperprolaktinemia, dan kadar stres yang sangat tinggi.
Salah satu cara untuk mengobati siklus yang tidak teratur adalah modifikasi gaya hidup. Obesitas, berat badan yang sangat rendah, gangguan pola makan, dan olahraga yang berlebihan dapat dimodifikasi dengan lebih menyeimbangkan gaya hidup.
Obat-obatan penyubur, seperti Clomid, juga dapat digunakan unutk memacu terjadi ovulasi pada 80% wanita yang mengalami siklus anovulatori. Pengobatan dengan Clomid dapat membantu 45% wanita menjadi hamil dalam 6 bulan pengobatan. Untuk PCOS sendiri, obat-obatan yang digunakan sebenarnya sama seperti obat yang digunakan pada orang dengan diabetes, yaitu metformin yang bersifat untuk mensensitisasi insulin. Metformin dapat membuat seseorang mengalami ovulasi kembali.