Daftar isi
Ibu hamil masuk ke dalam cabang kedokteran obstetrik yang merupakan cabang ilmu yang menangani penatalaksanaan kehamilan, persalinan, dan puerperium (masa nifas). Dalam masa kehamilan, terdapat pemeriksaan kesehatan yang harus dilakukan oleh ibu hamil atau yang disebut pelayanan prenatal/antenatal.
Pelayanan prenatal/antenatal merupakan pelayanan kesehatan yang didapatkan dari bidan maupun dokter saat seorang wanita menjalani masa kehamilan. Tujuan dari pelayanan prenatal ini adalah untuk menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama masa kehamilan sehingga ibu hamil dan janin dan kandungannya tetap sehat. Seorang bayi yang ibunya tidak menjalani pelayanan prenatal memiliki kecenderungan sebanyak 3 kali lebih tinggi untuk mengalami berat bayi lahir rendah dan 5 kali lebih tinggi untuk meninggal. Ibu hamil yang menjalani pelayanan prenatal dapat mengetahui berbagai risiko dan komplikasi kehamilan secara dini sehingga dapat diarahkan untuk melakukan rujukan ke rumah sakit.
Kunjungan pelayanan prenatal dilakukan minimal 4 kali selama masa kehamilan.
Sementara itu, ada juga literatur yang menyarankan kunjungan dilakukan sebanyak 12 – 13 kali.
Kunjungan pertama (umur kehamilan 0–16 minggu) biasanya dilakukan untuk mencari riwayat kesehatan ibu (siklus menstruasi, penggunaan kontrasepsi, kehamilan sebelumnya, penyakit dahulu, penyakit di keluarga, dan penggunaan obat-obatan) dan melakukan pemeriksaan fisik ibu seperti mengukur berat dan tinggi badan, serta tekanan darah. Pemeriksaan laboratorium juga dapat dilakukan jika kunjungan dilakukan pada tempat yang memiliki fasilitas yang memadai. Beberapa parameter darah yang diperiksa antara lain tipe darah, kadar hemoglobin, imunitas terhadap beberapa penyakit, dan deteksi infeksi lain. Pada kunjungan pertama, biasanya tenaga kesehatan dapat memberitahu perkiraan waktu persalinan dan mengenalkan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya.
Kunjungan kedua (umur kehamilan 24–28 minggu) dan ketiga (32 minggu) biasanya difokuskan untuk mencari kelainan yang biasanya muncul pada trimester 2, seperti hipertensi dalam kehamilan (preeklamsi), hamil kembar (gemelli), infeksi alat reproduksi atau saluran kemih.
Pada kunjungan keempat (umur kehamilan 36 minggu hingga lahir) dilakukan sama seperti kunjungan kedua dan ketiga namun lebih difokuskan pada persiapan persalinan seperti memantapkan rencana persalinan dan mengenal tanda-tanda persalinan.
Beberapa penyakit yang harus diperhatikan pada berbagai trimester kehamilan.
Tanda kegawatan yang perlu diperhatikan pada kehamilan pertama adalah perdarahan, baik sedikit atau banyak, terutama yang disertai nyeri perut atau keluhan lainnya. Meskipun beberapa bercak yang keluar saat orang hamil bisa dianggap normal, namun perdarahan pada trimester pertama bisa menandakan abortus - berakhirnya kehamilan sebelum anak dapat hidup di dunia luar (jika beratnya <1000 gram atau <500 gram pada abortus berat atau umur kehamilan kurang dari 20 minggu) - atau kehamilan ektopik – kehamilan di tempat yang luar biasa atau di luar rahim. Biasanya yang sering menjadi tempat implantasi selain rahim antara lain tuba falopii, ovarium, atau rongga perut-.
Kelainan lain yang biasanya terjadi pada trimester pertama adalah mual dan muntah yang berlebihan (hiperemesis gravidarum). Mual dan muntah merupakan hal yang normal pada trimester pertama dan sebagian besar ibu hamil melaluinya. Namun, jika mual dan muntah yang dirasakan hingga membuat ibu hamil dehidrasi atau bahkan hingga tidak bisa minum air dalam waktu lebih dari 12 jam, maka sebaiknya segera mengontak dokter.
Trimester kedua merupakan masa dimana seorang wanita merasakan masa terbaik dalam kehamilannya karena risiko aborsi sangat kecil, mual dan muntah sudah membaik, dan proses persalinan masih jauh, sehingga hanya sedikit komplikasi yang dapat terjadi.
Perdarahan masih dapat terjadi pada trimester kedua yang bisa disebabkan oleh abortus (di bawah 20 minggu). Abortus pada trimester kedua biasanya disebabkan oleh gangguan bentuk rahim, penyakit autoimun, atau kelainan kromosom janin. Selain abortus, penyebab perdarahan pada trimester kedua adalah plasenta previa (plasenta menutupi jalan lahir), plasenta lepas dari rahim, dan inkompetensi jalan lahir. Meskipun kelainan-kelainan tersebut baru banyak ditemukan pada trimester ketiga, bisa ditemukan pada akhir trimester kedua. Kelainan selanjutnya yang dapat ditemukan pada trimester kedua adalah persalinan prematur. Persalinan prematur lebih sering terjadi pada wanita yang memiliki riwayat persalinan prematur sebelumnya, kehamilan kembar, cairan ketuban yang berlebihan, dan adanya infeksi cairan ketuban. Kelainan lain yang sangat penting untuk diperhatikan adalah hipertensi dalam kehamilan yang biasanya sudah bisa dideteksi pada trimester kedua disertai dengan ditemukannya protein di dalam urin, dan bengkak yang berlebihan.
Pada trimester ketiga, seorang ibu sudah lebih mengenali kehamilannya. Hal-hal yang harus diperhatikan pada trimester ketiga antara lain kontraksi prematur atau kontraksi belum pada waktunya. Kontraksi pada kehamilan trimester ketiga yang belum memasuki masa term, dapat mengakibatkan persalinan prematur. Pada trimester ketiga juga mulai dapat dideteksi kelainan letak janin (lintang, sungsang, dsb). Mendeteksi kelainan letak janin dapat membantu tenaga kesehatan merencanakan proses penanganannya. Pada kehamilan trimester tiga, ibu juga harus mulai rajin untuk menghitung jumlah tendangan anaknya. Normalnya janin menendang 10 kali atau lebih dalam 2 jam. Pada masa ini, ibu juga harus hati-hati terhadap pecahnya air ketuban. Jika ibu hamil merasakan adanya air yang keluar dan terasa turun ke kaki, ibu harus memastikan apakah air yang keluar itu air ketuban atau air seni biasa. Hipertensi dalam kehamilan juga tetap merupakan ancaman pada trimester ketiga hingga masa persalinan.
Profesi kesehatan yang dapat berkecimpung dalam bidang ini antara lain dibagi menjadi tenaga medis dan tenaga perawat. Tenaga medis terdiri atas dokter umum atau dokter keluarga, dokter spesialis kandungan dan kebidanan (obstetrik dan ginekologi), dan dokter sub spesialis fetomaternal. Sementara itu, tenaga perawat terdiri atas bidan, perawat, dan perawat mahir bidan.
Profesi kesehatan tersebut memiliki kompetensi masing-masing yang mungkin bisa membantu ibu hamil untuk memilih kepada siapa mereka ingin memeriksa kehamilan mereka.
Bidan memiliki beberapa kompetensi dalam penanganan kasus-kasus kebidanan dari masa pra kehamilan, kehamilan (kunjungan awal, kunjungan ulang, mengajarkan senam hamil, merujuk ibu hamil yang tidak normal), persalinan (pertolongan persalinan normal per vaginam, melakukan episiotomi, dan menjahit perineum pada persalinan normal, melakukan pemeriksaan per vaginam), hingga nifas dan menyusui.
Dokter umum atau dokter keluarga merupakan dokter yang sudah dilatih untuk melakukan pelayanan semua aspek kesehatan untuk semua anggota keluarga, termasuk ibu hamil. Dokter umum memiliki kompetensi untuk menangani proses kehamilan normal beserta beberapa gangguan kehamilan yang bisa ditangani hingga tuntas, seperti abortus spontan komplit dan anemia defisiensi pada kehamilan.
Dokter spesialis kandungan dan kebidanan merupakan dokter yang memang sudah mengambil pendidikan lanjutan spesialis kandungan dan kebidanan yang melayani pemeriksaan ibu hamil, proses persalinan, dan masa setelahnya. Biasanya dokter spesialis kandungan dan kebidanan melayani pelayanan kehamilan dan persalinan normal hingga yang memiliki komplikasi.
Dokter subspesialis fetomaternal merupakan seorang dokter spesialis kandungan dan kebidanan yang sudah dilatih khusus untuk menangani kasus-kasus kehamilan berisiko tinggi, terutama untuk melihat perkembangan dan mendeteksi adanya kelainan janin sejak dini.
Ibu hamil dapat melakukan pelayanan prenatal di beberapa tempat, seperti puskesmas, puskesmas pembantu, pondok bersalin desa, posyandu, praktik swasta, rumah sakit bersalin, dan rumah sakit pusat maupun swasta.