DEFINISI
Sperma berasal dari bahasa Yunani yang berarti bibit. Hal ini sesuai dengan fungsi sperma yang merupakan asal mula terjadinya proses pembuahan untuk membentuk satu manusia baru. Sperma dalam bahasa kedokteran disebut spermatozoa, yang artinya sperma yang bergerak. Ada juga sperma yang tidak bergerak yang disebut spermatium. Sperma adalah sel yang dihasilkan oleh organ reproduksi pria yang disebut testis dan kemudian sperma akan bergerak melalui saluran yang disebut vas deferens menuju penis untuk dikeluarkan dari tubuh.
Sel sperma adalah satu sel tunggal yang tidak bisa membelah diri. Bentuk sel ini memiliki 3 bagian yaitu bagian kepala, tengah, dan ekor. Pada bagian kepala terdapat inti sel (nukleus), bagian tengah mengandung banyak mitokondria yang berfungsi sebagai sumber energi untuk pergerakan, dan bagian ekor bertugas untuk mendorong sehingga sel sperma ini dapat bergerak.
Dalam organ reproduksi pria, sperma berada dalam suatu cairan yang disebut "semen", dalam bahasa Indonesia disebut cairan mani. Semen dihasilkan oleh kelenjar prostat, kelenjar uretra dan vesikula seminalis. Semen mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh sperma untuk bertahan hidup. Kandungan semen adalah protein, karbohidrat, lemak, kolesterol, kalium, tembaga, dan seng. Selain itu juga mengandung mineral, vitamin, dan hormon. Dengan adanya semen ini maka spermatozoa dapat bertahan hingga 5 hari setelah masuk ke dalam organ reproduksi wanita.
Di dalam nukleus sperma terdapat 2 bagian yaitu bagian tengah, terdiri dari kromatin yang sangat padat dan bagian depan terdiri dari akromatin yaitu enzim yang berguna pada saat pembuahan sel telur. Enzim ini berfungsi untuk melunakkan sebagian dinding sel telur sehingga bagian kepala dari sperma ini dapat masuk.
Pertemuan bagian nukleus sperma dan sel telur membentuk zigot, yang dalam perkembangan selanjutnya sel-sel zigot ini akan membelah diri, bertambah banyak, dan menjadi janin.
Kelainan pada sperma dapat mempengaruhi fungsi sperma dalam proses pembuahan. Kategori sel sperma yang normal adalah morfologi / bentuk yang normal, dapat bergerak dengan normal dan memiliki jumlah normal.
Jumlah normal sperma adalah 20-150 juta / mililiter semen. Kurang dari 20 disebut oligospermia dan jika tidak terdapat sperma disebut azoospermia.
Kelainan bentuk sperma misalnya, bentuk kepala yang besar, bengkok atau ekor yang pendek, bercabang. Jika jumlahnya kurang dari 4%, maka secara kualitas tetap termasuk normal.
Bentuk sperma dan volum serta kualitas semen mempengaruhi pergerakan sperma. Dikatakan tidak normal jika terdapat kurang dari 20% sperma memiliki pergerakan tidak normal (tidak bergerak maju).