Daftar isi
Golongan darah adalah klasifikasi yang menentukan darah yang dimiliki dengan melihat jenis antigen yang terdapat pada permukaan sel darah merah yang diturunkan dari orang tua. Antigen berupa dalam gugus kimia yang tergantung dari golongan darah tersebut. Ada 32 golongan darah yang dikenal oleh Perkumpulan Internasional Transfusi Darah. Tetapi terdapat dua antigen yang paling perlu dipertimbangkan saat transfusi yaitu golongan darah berdasarkan sistem ABO dan rhesus (tipe A, B, AB, dan O dengan Rhesus + dan -).
Sistem ABO merupakan pemeriksaan darah yang paling mendasar dilakukan dalam transfusi darah. Antibodi anti-A dan anti-B biasanya merupakan immunoglobulin M atau dikenal dengan IgM. Antibodi IgM ABO diproduksi pada satu tahun usia kehidupan.
Sistem rhesus atau Rh merupakan golongan darah nomor dua yang paling signifikan dalam transfusi darah manusia. Golongan darah rhesus negatif tidak umum pada populasi manusia di Asia dan hanya berkisar sekitar 0,3% dibandingkan dengan orang kulit putih yang berkisar 15%. Ada atau tidaknya antigen rhesus ditandai dengan tanda + atau -, pada contoh orang dengan golongan darah A- menunjukkan tidak mempunyai antigen rhesus.
Wanita hamil dapat membentuk antibodi IgG golongan darah jika janin yang dikandungannya mempunyai antigen golongan darah yang berbeda dengan ibunya. Hal ini dapat terjadi jika sebagian darah janin dapat masuk ke dalam sirkulasi darah ibu. Pada kondisi normal hal ini tidak dapat terjadi karena antara sirkulasi darah ibu dan janin terdapat plasenta yang bersifat sebagai sawar. Kondisi yang dapat menyebabkan darah janin dapat masuk ke sirkulasi darah ibu sebagai contoh adalah dimana terjadi perdarahan ibu dan janin saat melahirkan atau terkadang saat setelah transfusi darah. Hal ini dapat menyebabkan penyakit rhesus atau hemolytic disease of the newborn (penyakit hancurnya sel darah pada bayi baru lahir). Pada pengobatan terbaru hal ini dapat terjadi dengan pemberian immunoglobulin yang dapat mencegah pembentukan antibodi sehingga dapat mencegah tejadinya penyakit ini.
Sangat penting melakukan pemeriksaan darah dari pendonor dan darah penerima. Selain pemeriksaan golongan darah karena perbedaan golongan darah menimbulkan reaksi penolakan tubuh yang sangat hebat sehinnga menyebabkan kematiaan, penting juga dilakukan pemeriksaan apakah darah yang akan ditransfusi terinfeksi atau tidak. Infeksi menular seperti yang disebabkan oleh HIV dapat menular melalui darah yang ditransfusi, maka dari itu transfusi darah tidak dapat sembarang dilakukan.
Hampir selalu seseorang akan mempunyai golongan darah yang tidak akan berubah seumur hidup hidupnya tetapi sangat golongan darah dapat berubah karena infeksi, keganasan, penyakit autoimun, atau transplantasi sumsum tulang.