Daftar isi
INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI
Gusi bengkak merupakan salah satu gejala dari penyakit gusi. Gejala gusi bengkak ini dapat mengganggu kehidupan dan aktifitas sehari-hari dari penderitanya dan menyebabkan rasa tidak nyaman. Rasa tidak nyaman ini yang menyebabkan pasien datang ke dokter untuk berobat.
Dalam menangani gusi bengkak, dapat digunakan beberapa obat tergantung pada penyebabnya. Pada keadaan normal, seperti kehamilan dan tumbuh gigi pada anak, gusi bengkak tidak memerlukan pengobatan. Namun pada kasus seperti gingivitis, periodontitis, leukemia, dan lainnya, pengobatan perlu dilakukan.
Pengobatan pada gusi bengkak umumnya menggunakan obat anti peradangan, anti nyeri, bahkan antibiotik. Pemilihan dan pemberian obat hanya boleh dilakukan dokter atau dokter gigi, mengingat penyebab gusi bengkak sangat beraneka ragam. Penyebab yang berbeda memerlukan pengobatan yang berbeda.
Secara umum, kontraindikasi dari obat-obat gusi bengkak adalah riwayat alergi terhadap obat tersebut. Karena bila timbul reaksi alergi, dapat mengancam nyawa pasien terutama pada kasus yang berat. Gangguan organ-organ dalam, seperti hati atau ginjal, menjadi pertimbangan pemilihan obat. Wanita hamil, menyusui, dan anak-anak memerlukan pertimbangan khusus tersendiri.
Setiap obat berpotensi menimbulkan efek samping bagi pasien yang mengkonsumsinya. Berpotensi artinya tidak semua orang yang mengkonsumsi obat tersebut mengalami efek samping. Umumnya, efek samping yang terjadi bersifat ringan. Bila timbul efek samping yang mengganggu, segera menghubungi dan berkonsultasi dengan dokter Anda. Selalu mengingat nama obat yang Anda konsumsi untuk memberikan info yang jelas kepada dokter.
Efek samping yang mungkin terjadi yaitu gangguan pencernaan (mual, muntah, nyeri perut, sembelit, diare, perdarahan saluran cerna, dan lain-lain), alergi, dan lain-lain. Obat antibiotik yang digunakan dengan tidak tepat dapat menimbulkan resistensi (kekebalan terhadap obat sehingga harus mengganti obat yang lebih tinggi).
Dosis obat gusi bengkak berbeda-beda setiap jenis obatnya. Kondisi kesehatan pasien, dan riwayat penyakit dahulu merupakan salah satu pertimbangan penentuan dosis yang tepat. Sebagai contoh, pasien dengan riwayat perdarahan saluran cerna sebaiknya menghindari obat anti peradangan non-steroid seperti asam mefenamat. Pada anak-anak, perlu diketahui berat badan sebagai acuan penetuan dosis obat.