Daftar isi
Donor darah memiliki arti sebagai sebuah proses pengambilan darah dari satu orang untuk digunakan atau ditransfusikan kepada orang lain sesuai indikasi keperluan. Golongan darah manusia secara umum dapat dikelompokkan dengan menggunakan sistem kelompok ABO, tipe golongan darah berdasarkan ABO ini dapat menjadi panduan dalam sistem transfusi darah. Pembagian golongan darah ABO menggunakan antibodi immunoglobulin M (IgM) anti-A dan anti-B yang terbentuk dalam 1 tahun kehidupan pertama manusia. Selain ABO dalam proses transfusi darah juga digunakan golongan darah Rhesus (Rh) yang digambarkan sebagai Rhesus positif (Rh+) atau Rhesus negatif (Rh-).
Golongan darah ABO pertama kali dikemukakan oleh Karl Landsteiner seorang peneliti dari Austria pada tahun 1900. Pada awalnya golongan darah diklasifikasikan sebagai ABC, tetapi di Eropa C dirubah menjadi 0 (nol) yang menandakan tidak adanya antigen A atau antigen B. Pada tahun 1902 peneliti Alfred von Decastello dan Adriano Sturli mengemukakan golongan darah tipe AB.
Berdasarkan sistem ABO, golongan darah dapat dibagi menjadi golongan darah A (dengan antigen A, dengan antibodi B), golongan darah B (dengan antigen B, dengan antibodi A), golongan darah AB (dengan antigen A dan dengan antigen B), golongan darah O (tanpa antigen A dan tanpa B). Berdasarkan sistem Rhesus, golongan darah Rhesus positif (memiliki antigen Rh), dan Rhesus negatif (tidak memiliki antigen Rh).
Proses transfusi memiliki prinsip darah dari donor dan penerima (resipien) harus memiliki kecocokan (compatible) sebelum dilakukan proses transfusi. Penerima darah tidak boleh memiliki antibodi yang dapat melawan antigen A atau B yang berada pada permukaan sel darah merah pada darah donor. Bila seorang resipien menerima darah yang tidak cocok, maka dapat terjadi reaksi tubuh yaitu acute hemolytic transfusion reaction (AHTR), gejala yang timbul dapat berupa demam, gatal, sesak, dan syok.
Berdasarkan golongan darah dan prinsip transfusi maka dapat diketahui golongan darah AB+ adalah resipien universal (dapat menerima transfusi darah dari golongan darah apapun) karena golongan darah ini tidak memiliki antibodi apapun, dan golongan darah O- sebagai donor universal (dapat mendonorkan darah kepada golongan darah apapun) karena pada permukaan sel darah merahnya tidak memiliki antigen apapun.
Donor darah dapat menjadi sebuah proses untuk membantu orang lain yang sedang kekurangan darah (anemia) atau kekurangan komponen darah saja (seperti sel darah merah saja, thrombosit saja, atau plasmanya saja).
Proses melakukan transfusi darah merupakan proses yang memiliki potensi untuk menularkan penyakit hematogen dari donor ke resipien, selain itu bila terjadi penolakan oleh resipien juga dapat menimbulkan gejala yang dapat berbahaya pada resipien. Oleh karena itu, proses donor darah melewati berbagai seleksi agar darah yang digunakan aman untuk resipien, dan hanya pasien yang membutuhkan darah diberikan transfusi darah untuk meminimalkan efek samping.