Flu tulang atau dalam istilah medis erythema infectiosum merupakan penyait yang disebabkan oleh infeksi erythrovirus B19 (sebelumnya disebut parvovirus B19). Penyakit ini sering terjadi pada anak-anak dibanding orang dewasa. Gejala penyakit akan muncul dalam 4 sampai 14 hari setelah terinfeksi virus, namun 20% dari pasien yang terinfeksi dapat tidak bergejala. Penyakit ini sering terjadi pada musim dingin dan musim semi.
Kebanyakan orang yang terkena infeksi erythrovirus B19 tidak menimbulkan gejala. Penyakit flu tulang atau erythema infectiosum merupakan penyakit yang diketahui paling berhubungan dengan infeksi erythrovirus B19. Gejala klasik dari penyakit flu tulang dibagi menjadi 3 tahap penyakit. Tahap pertama muncul 4-14 hari setelah infeksi virus, yaitu berupa demam dengan suhu yang tidak begitu tinggi, nyeri kepala, pilek, dan gejala saluran cerna seperti kembung,mual, dan muntah. Gejala tahap kedua muncul 3-7 hari setelah tahap pertama, yaitu munculnya ruam merah terang, karena ruam ini paling sering muncul di daerah tulang pipi dan tidak mengenai batang hidung serta daerah sekitar mulut akan terlihat seperti bekas pipi ditampar. Gejala ruam merah ini lebih sering terjadi dan lebih mencolok pada anak-anak dibandingkan orang dewasa, ruam merah ini juga akan lebih mencolok bila terkena sinar matahari. Tahap ketiga dari penyakit ini muncul 1-4 hari setelah munculnya ruam di wajah. Gejala tahap ketiga ditandai dengan munculnya ruam berupa bintik merah dapat juga berupa benjolan kecil kemerahan yang timbul dan gatal pada kulit badan, punggung, bokong,lengan, dan tungkai. Ruam kulit dapat hilang dan timbul dan biasanya akan hilang dalam 7-10 hari, namun dapat juga bertahan selama beberapa minggu. Gejala lain dari penyakit flu tulang adalah nyeri dan bengkak pada sendi. Gejala nyeri sendi sering terjadi pada orang dewasa terutama wanita. Nyeri sendi sering dirasakan pada tangan, kaki, dan lutut. Nyeri sendi ini dapat berlangsung selama 1-3 minggu, pada kasus tertentu dapat bertahan sampai 1 bulan atau lebih, namun nyeri sendi ini biasanya hilang tanpa komplikasi.
Erythrovirus B19 menyerang progenitor (sel induk) sel darah merah pada sumsum tulang dan dapat mengakibatkan penurunan produksi sel darah merah. Keadaan ini akan berbahaya pada pasien dengan gangguan pembentukan sel darah merah, pasien yang mengalami anemia hemolitik kronis, talasemia, sickle cell anemia, anemia defisiensi besi, dan perdarahan akut. Pasien dengan kondisi tersebut bila terkena penyakit flu tulang memerlukan perhatian khusus karena dapat menyebabkan gagal jantung dan kematian.
Penyakit flu tulang pada ibu hamil dapat menyebabkan keguguran dan hydrops fetalis.
Penyebab dari penyakit flu tulang atau erythema infectiosum adalah infeksi virus erythrovirus B19. Penyakit flu tulang dapat menular melalui pernapasan dan kontak erat melalui sentuhan atau pemakaian barang-barang bersama, seperti alat makan dan peralatan mandi, dan penularan dari ibu hamil pada bayi yang dikandung.
Pengobatan pada penyakit flu tulang tergantung dari tingkat keparahan infeksinya dan keadaan pasien. Pasien-pasien dengan penyakit darah dan ibu hamil perlu mendapatkan perhatian khusus. Sebagian besar dari infeksi flu tulang pada anak-anak dan orang dewasa tidak memberikan gejala dan tidak memerlukan pengobatan khusus. Pasien dengan gejala nyeri sendi yang mengganggu dapat digunakan obat anti radang golongan non steroid anti-inflamatory drugs (NSAID) untuk meredakan nyeri. Pasien dengan mengalami anemia berat mungkin akan membutuhkan tranfusi sel darah merah untuk mencegah terjadinya gagal jantung. Tranfusi sel darah dalam rahim juga dapat dilakukan untuk mencegah hydrops fetalis pada janin yang terinfeksi.