Daftar isi
Buang air besar (BAB) berdarah mungkin diartikan berbeda oleh beberapa orang. Ada orang yang mengatakan BAB berdarah saat ia menemukan darah saat mengelap tisu setelah BAB atau menetes ke lubang WC, ada juga yang mengatakan BAB berdarah saat ia melihat ada darah tercampur dengan fesesnya, dan bahkan tidak banyak orang tau jika BAB nya hitam seperti oli juga dikatakan BAB berdarah. BAB berdarah yang ditemukan saat seseorang mengelap tisu setelah BAB atau menetes di lubang WC, disebut juga hematochezia atau keluarnya darah segar dari anus, setelah atau bersamaan dengan feses. Sedangkan BAB berdarah yang menyebabkan feses berwarna hitam seperti aspal disebut juga melena.
BAB berdarah, baik hematochezia maupun melena, merupakan gejala adanya perdarahan di suatu tempat dalam saluran pencernaan. Terkadang perdarahan yang muncul sangat sedikit, sehingga baru dapat terdeteksi melalui tes khusus. Kadang jumlah darah yang keluar banyak hingga menetes di lubang WC. Semakin tinggi lokasi perdarahan dalam saluran pencernaan semakin gelap warna feses. Meskipun tidak selalu serius, BAB berdarah harus mendapatkan perhatian khusus dari penderitanya. Saat seseorang yang mengalami BAB berdarah sudah datang ke dokter, kondisi tersebut harus dianggap serius hingga dapat terevaluasi. Saat pasien datang ke dokter dengan keluhan BAB berdarah yang masih berlangsung, pasien harus bisa menentukan apakah feses yang dikeluarkannya hitam atau berdarah, jumlah, frekuensi, dan darah yang menyertainya.
Melena merupakan gejala yang paling sering muncul dari perdarahan saluran pencernaan bagian atas, dan biasanya keluhan tersebut terkonfirmasi jika disertai dengan muntah berdarah. Beberapa penyakit yang diketahui sering sebagai penyebab perdarahan saluran cerna bagian atas antara lain:
Ulkus peptikum adalah luka terbuka yang terdapat di dalam lambung atau duodenum (bagian pertama dari usus halus). Ulkus peptikum merupakan penyebab perdarahan saluran cerna yang paling sering dan berhubungan dengan distres epigastric, makanan yang dimakan, dan riwayat ulkus peptikum sebelumnya. Penggunaan obat-obatan aspirin dan non steroidal antiinflammatory drugs (NSAID) dapat menyebabkan luka pada lapisan lambung dan membuat perdarahan.
Merupakan luka pada hati yang disebababkan karena berbagai berntuk penyakit hati seperti hepatitis dan beberapa kondisi lainnya, seperti penggunaan alkohol yang berlebihan.
Gastritis merupakan peradangan pada lapisan yang melindungi lambung.
Esophagitis merupakan peradangan dari esofagus (kerongkongan).
Robeknya Mallory-Weiss terjadi pada membran mukosa di bagian bawah esofagus atau bagian atas lambung yang biasanya terjadi karena muntah yang berkepanjangan.
Biasanya perdarahan akibat kanker lambung disertai dengan penurunan berat badan dan anoreksia.
Sebaliknya, hematochezia merupakan akibat perdarahan saluran cerna bagian bawah, atau mulai dari bagian kolon (usus besar). Beberapa penyakit yang menyebabkan terjadinya hematochezia antara lain:
Saat seseorang memiliki keluhan BAB berdarah, sebaiknya ia langsung menemui dokter. Dokter memilki beberapa teknik untuk menghentikan perdarahan, seperti endoskopi yang digunakan untuk memasukan bahan kimia atau menggunakan laser untuk menutup perdarahan. Yang paling penting dalam penatalaksanaan BAB berdarah adalah mengobati penyebab dari perdarahan tersebut. Jika penyebabnya adalah infeksi bakteri, maka seseorang harus diberikan antibiotik. Jika penyebabnya adalah perlukaan pada lambung, maka harus diberikan obat-obatan yang dapat mengurangi asam lambung. Jika penyebabnya adalah kanker, divertikulitis, atau kondisi yang membutuhkan tindakan pembedahan, maka dibutuhkan tindakan operasi.
Jika jumlah darah yang keluar terlalu banyak, dokter harus memikirkan kemungkinan komplikasi seperti syok hipovolemik (gangguan sirkulasi akibat kurangnya volume darah di dalam tubuh). Oleh karena itu, penanganan kegawatdaruratan sebagai komplikasi BAB berdarah harus dilakukan.