Batuk merupakan refleks saluran pernapasan yang bertujuan untuk mengeluarkan benda atau kotoran misalnya lendir dari saluran napas. Batuk hanyalah gejala dari berbagai macam keadaan misalnya infeksi saluran napas atau paru-paru, tertelan benda asing, dan lain-lain.
Pada anak-anak, penyakit yang paling sering menimbulkan batuk adalah infeksi saluran pernapasan atas (ISPA). Dalam kondisi tersebut, obat batuk yang lazim diberikan antara lain Gliseril Guaikolat, Dekstrometorfan, Ambroksol, dan Bromheksin. Obat batuk untuk anak ada dalam bentuk tunggal, ada dalam bentuk kombinasi dengan obat lain seperti obat panas (parasetamol), obat pilek (fenilpropanolamin), obat alergi (klorfeniramin), dan lain-lain.
Berikut paparan obat batuk anak menurut zat aktif yang dikandungnya.
Gliseril Guaikolat, bekerja dengan cara membantu mengeluarkan dahak dari saluran pernapasan, oleh karena itu obat ini diindikasikan untuk batuk berdahak.
Dekstrometorfan, bekerja dengan cara meningkatkan ambang rangsang refleks batuk di otak, sehingga batuk menjadi lebih jarang atau berhenti. obat ini diindikasikan untuk batuk yang tidak berdahak.
Ambroksol, bekerja dengan cara mengencerkan dahak dan membantu mengeluarkannya dari saluran pernapasan. Oleh karena itu obat ini cocok untuk batuk berdahak, misalnya pada penyakit bronkhitis, asma, dan lain-lain.
Bromheksin, cara kerja bromheksin mirip dengan ambroksol, yaitu mengurangi kekentalan dahak dan membantu mengeluarkan dahak dari dalam saluran napas. Obat ini diindikasikan untuk batuk yang disertai lendir, baik akut maupun kronis.
Baik gliseril guaikolat, dektrometorfan, ambroksol, atau bromheksin, dikontraindikasikan pemberiannya pada mereka yang mempunyai riwayat alergi terhadap obat-obat tersebut.
Selain itu, khusus untuk dektrometrofan, obat ini tidak dianjurkan diberikan untuk batuk berdahak misalnya pada bronkhitis, pertusis, atau asma bronkhial. Selain itu, dekstrometorfan sebaiknya tidak diberikan pada anak di bawah 2 tahun, penderita penyakit hati, mereka dengan kesadaran menurun, atau mereka yang mengalami hipoksia (kekurangan oksigen).
Sedangkan untuk ambroksol dan bromheksin, harus dipertimbangkan dengan hati-hati jika akan diberikan pada wanita hamil atau wanita menyusui.