Istilah darah rendah digunakan oleh orang awam untuk menggambarkan sebuah kondisi hipotensi, yaitu tekanan darah rendah yang abnormal. Tekanan darah rendah biasanya didiagnosis dengan tekanan darah yang secara konsisten berada di bawah 90/60 mmHg. Pada beberapa orang, tekanan darah di bawah 90/60 tidak menimbulkan gejala apapun, namun jika tekanan darah terlalu rendah, hal itu dapat mempengaruhi aliran darah ke seluruh bagian tubuh dan membuat seseorang merasa pusing atau goyah.
Terdapat beberapa istilah untuk hipotensi. Hipotensi yang biasanya dimaksud oleh masyarakat adalah hipotensi ortostatik atau postural. Hipotensi ortostatik atau postural adalah kondisi dimana seseorang mengalami penurunan tekanan darah (sistolik 20 mmHg atau diastolik 10 mmHg), dengan atau tanpa peningkatan denyut nadi, dengan atau tanpa gejala, dan dalam waktu 3 menit setelah berdiri. Kondisi ini bisa idiopatik atau didapat, sementara (transien) atau kronik (jangka panjang), dan dapat terjadi sendiri atau akibat penyakit lainnya seperti sindrom Shy-Drager.
Terdapat jenis hipotensi selain hipotensi postural, yaitu hipotensi postprandial. Hipotensi postprandial merupakan kondisi dimana tekanan darah sistolik mengalami penurunan 20 mmHg dalam posisi berbaring atau duduk dalam 120 menit setelah makan. Namun, hipotensi yang akan dijelaskan di sini adalah hipotensi postural.
Terkadang tekanan darah rendah tidak bergejala. Jika bergejala, maka biasanya akan menimbulkan gejala seperti berikut: pusing, goyah (tidak stabil), padangan kabur, lemah, lelah, kulit yang dingin, pucat, nyeri leher dan punggung, pingsan/sinkop, bahkan yang lebih ekstrem dapat merasakan seperti stroke ringan dan nyeri dada.
Namun, jika seseorang merasakan pusing saat berubah posisi dari berbaring atau duduk ke berdiri, tidak semata-semata hal itu diakibatkan hipotensi postural. Seseorang dengan gejala-gejala di atas masih memerlukan evaluasi lanjutan oleh dokter sehingga dapat didiagnosis dan diterapi secara tepat.
Normalnya, tekanan darah saat seseorang berubah posisi dari berbaring ke berdiri hanya akan mengalami penurunan sedikit (<10 mmHg) pada tekanan darah sistoliknya dan kenaikan sedikit (2,5 mmHg) pada tekanan darah diastoliknya. Saat seseorang berada dalam posisi berbaring, sekitar 30% darah berada di bagian dada. Saat seseorang berdiri, sekitar 500-700 mL darah berkumpul di ekstremitas bawah (kaki), sehingga jumlah darah yang kembali ke jantung sedikit. Oleh karena itu, jantung hanya bisa memompa darah yang jumlahnya sedikit itu untuk diedarkan ke seluruh tubuh dan terjadilah hipotensi atau tekanan darah rendah. Pada orang dengan kondisi normal, saat tubuh mendeteksi adanya hipotensi, tubuh segera merespon melalui baroreseptor. Baroreseptor akan mengaktifkan sistem saraf otonom meningkatkan aktivitas simpatik dan mengambalikan tekanan darah ke normal dengan cara meningkatkan denyut jantung, isi sekuncup, dan resistensi perifer. Namun, respon normal tersebut menurun pada orang usia lanjut dan orang yang memiliki hipertensi. Pembuluh darah mereka mengalami kekakuan sehingga aktivitas baroreseptor yang mereka punya mengalami penurunan sensitifitas.
Penyebab lain terjadinya hipotensi antara lain kehamilan, masalah hormonal (hipotiroid, hipertiroid, diabetes, atau hipoglikemia), konsumsi obat-obatan warung, konsumsi obat hipertensi yang overdosis, gagal jantung, gangguan irama jantung, heat stroke, dan penyakit liver.
Meskipun kondisi hipotensi biasanya bukan hal yang mencancam jiwa, terdapat beberapa keadaan penurunan tekanan darah yang tiba-tiba yang dapat merupakan kondisi yang serius, seperti hilangnya darah akibat perdarahan, suhu tubuh yang menurun, suhu tubuh yang tinggi, sepsis, dehidrasi berat akibat muntah-muntah atau diare, reaksi terhadap obat atau alkohol, dan reaksi alergi berat.
Pengobatan dimulai dengan non medikamentosa seperti perubahan gaya hidup. Untuk orang-orang yang memiliki gejala hipotensi, sebaiknya menghindari perubahan posisi tubuh yang tiba-tiba dan duduk di pinggir tempat tidur selama 5 menit sebelum berdiri. Tekan-tekan kaki dan ankle beberapa kali sebelum berdiri. Perubahan gaya hidup lainnya yang perlu dilakukan antara lain:
Jika seseorang memiliki keluhan hipotensi yang terus menerus setelah melakukan perubahan gaya hidup, maka ia mungkin sudah membutuhkan terapi medikamentosa (obat). Fluodrocortisone merupakan mineralocorticosteroid yang dianggap efektif untuk berbagai jenis hipotensi postural atau tekanan darah rendah.