Daftar isi
DEFINISI
Kehamilan ektopik adalah kehamilan yang tidak berlangsung dalam rahim (uterus). Pada keadaan normal, proses pembuahan berlangsung pada saluran indung telur (tuba falopi), sel telur bertemu dengan sel sperma dan membentuk zigot (bakal embrio). Zigot bergerak keluar dari tuba falopi menuju uterus. Di dalam uterus zigot akan menempel pada dinding uterus yang disebut endometrium. Pada tempat ini sel-sel zigot membelah diri menjadi lebih banyak dan zigot tumbuh menjadi lebih besar yang disebut embrio (bakal janin). Sampai dengan kehamilan 8 minggu masih disebut embrio. Setelah kehamilan lebih dari 8 minggu sel-sel embrio sudah berkembang lebih banyak membentuk fetus (janin).
Pada kehamilan ektopik embrio tidak menempel pada endometrium uterus melainkan bisa pada dinding tuba falopi, ovarium (indung telur), cervix (mulut rahim) dan bahkan keluar dari organ reproduksi dan
tumbuh di dalam rongga perut, menempel pada jaringan ikat disekitar uterus.
Kehamilan ektopik biasanya terdiagnosis setelah terjadi komplikasi. Awal kehamilan ini bisa tidak menimbulkan rasa sakit karena embrio masih kecil, sehingga diagnosis awal biasanya terlihat pada saat
dilakukan USG.
Gejala yang timbul bisa berupa rasa sakit atau tidak nyaman pada perut bagian bawah yang menyerupai gejala radang usus buntu atau infeksi saluran kemih. Kadang disertai bercak perdarahan per-vaginam yang sebenarnya merupakan tanda keguguran kehamilan ektopik ini. Pada pemeriksaan urine tidak ditemukan hasil HCG positif seperti pada kehamilan normal (HCG bisa positif tapi kadarnya rendah). Pemeriksaan HCG dilakukan secara serial.
Dari semua jenis kehamilan ektopik yang paling sering adalah yang terletak pada tuba falopi. Embrio yang melekat pada dinding dalam tuba tumbuh semakin besar dan menembus pembuluh darah yang terletak pada dinding tuba. Pada saat itulah terjadi perdarahan dan rasa sakit. Perdarahan dalam tuba bisa keluar ke dalam rongga perut dan dinding tuba yang meregang akibat embrio yang membesar dapat pecah. Keadaan perdarahan dalam rongga perut ini bisa mengakibatkan kematian pada ibu.
Hampir 50% dari kehamilan ektopik tidak dapat diketahui penyebabnya. Tetapi ada beberapa faktor resiko yang menyebabkan embrio tumbuh di luar uterus, seperti infertilitas, adanya IUD (spiral) dalam uterus, bekas operasi lama pada saluran tuba (misalnya pernah dilakukan pengikatan pada tuba), radang pada daerah panggul, endometriosis dan riwayat ibu yang merokok.
Pada sebagian kasus, kehamilan ektopik mengalami keguguran atau diserap oleh tubuh tanpa menimbulkan gejala. Tetapi jika timbul gejala maka kehamilan ini harus diakhiri. Ada 2 cara yaitu dengan pengobatan dan tindakan bedah.
Obat yang dipakai adalah methotrexate, diberikan pada awal kehamilan. Obat bernaman Sebelum pemberian obat ini harus dilakukan pemeriksaan USG dan HCG untuk menyingkirkan adanya kehamilan normal.
Jika dengan obat tidak berhasil maka dilakukan tindakan bedah untuk menyingkirkan embrio dari tempat yang tidak normal tersebut. Biasanya kehamilan ektopik pada salah sattu tuba disertai dengan perdarahan sehingga diperlukan pengangkatan tuba tersebut. Tetapi ada juga yang berhasil memindahkan embrio dari tuba ke dalam uterus dan meneruskan kehamilan.