Plasenta atau ari – ari berfungsi menyampaikan oksigen dan nutrisi dari ibu kepada janin. Pada kehamilan normal, plasenta menempel pada bagian atas, depan, atau belakang dinding rahim ibu. Plasenta previa adalah suatu kondisi dimana plasenta menempel pada bagian bawah rahim ibu sehingga menutupi sebagian atau keseluruhan jalan lahir. Kondisi ini sering ditemukan pada kehamilan di bawah 20 minggu; sebagian besar mengalami resolusi sehingga hanya 10% diantaranya yang menetap sampai waktu persalinan. Seiring berkembangnya rahim selama kehamilan, plasenta dapat ikut tertarik ke arah atas rahim dan menjauhi jalan lahir. Namun jika plasenta masih menutupi jalan lahir saat kehamilan trimester akhir, ibu berisiko mengalami perdarahan hebat saat persalinan sehingga disarankan melahirkan secara sectio Caesar.
Plasenta previa diklasifikasikan menjadi 4 derajat. Derajat I: plasenta terletak pada bagian bawah rahim namun tidak mencapai jalan lahir. Derajat II: plasenta mencapai tepi jalan lahir namun tidak menutupi jalan lahir. Derajat III: plasenta menutupi sebagian jalan lahir. Derajat IV: plasenta menutupi keseluruhan jalan lahir.
Gejala plasenta previa adalah perdarahan dari vagina atau jalan lahir, terutama saat kehamilan trimester kedua sampai ketiga (di atas 24 minggu). Perdarahan tidak disertai rasa sakit, berwarna merah terang, dapat berupa bercak sampai perdarahan hebat. Perdarahan umumnya berhenti dengan sendirinya, namun terulang kembali beberapa hari sampai beberapa minggu kemudian. Perdarahan ulang umumnya lebih banyak dibanding sebelumnya. Beberapa ibu mengalami kontraksi saat perdarahan. Plasenta previa didiagnosis dengan pemeriksaan ultrasonografi (USG).
Komplikasi plasenta previa adalah perdarahan yang mengancam nyawa saat kehamilan atau persalinan. Perdarahan yang berat memerlukan operasi segera; jika perdarahan hebat ini terjadi sebelum kehamilan cukup bulan, maka terdapat risiko persalinan bayi prematur.
Pembentukan plasenta pada bagian bawah rahim sampai menutupi jalan lahir dapat dipengaruhi beberapa faktor seperti: adanya bekas operasi rahim sebelumnya (myoma, sectio Caesar, fibroid), riwayat kuretase, ukuran plasenta yang besar, usia ibu di atas 35 tahun, riwayat plasenta previa sebelumnya, bayi kembar, serta kebiasaan merokok dan konsumsi kokain. Risiko mengalami plasenta previa meningkat seiring bertambahnya usia ibu dan jumlah anak.
Perdarahan yang sedikit tidak memerlukan pengobatan khusus; penderita disarankan untuk istirahat di tempat tidur serta menghindari aktivitas berat dan kegiatan seksual. Jika terjadi perdarahan hebat, diperlukan rawat inap untuk istirahat dan transfusi darah. Jika telah cukup bulan, penderita plasenta previa derajat I dan II dapat melahirkan secara normal melalui vagina. Plasenta previa derajat III dan IV harus melahirkan secara sectio Caesar untuk menghindari risiko peradarahan hebat. Operasi umumnya direncanakan saat kehamilan mencapai cukup bulan, yaitu 38 – 39 minggu. Namun jika sebelum waktu tersebut terjadi perdarahan hebat atau masalah lain, perlu dilakukan operasi segera.