Ketuban Pecah Dini merupakan suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan keadaan dimana selaput ketuban pecah sebelum persalinan. Selaput ketuban merupakan suatu selaput tipis yang berfungsi menghasilkan air ketuban dan juga berguna untuk melindungi janin dari masuknya kuman dari luar. Pada keadaan normal, selaput ini akan pecah secara spontan pada saat persalinan ataupun dipecahkan oleh penolong persalinan untuk mempercepat proses persalinan.
Ketuban pecah dini ini umumnya dirasakan sebagai keluarnya air dari jalan lahir yang tidak dapat ditahan. Beberapa orang akan mengira bahwa ia ngompol. Umumnya cairan yang keluar ini akan berwarna jernih. Adanya ketuban yang berbau, berwarna hijau merupakan tanda – tanda adanya infeksi pada air ketuban yang akan meningkatkan resiko infeksi berat pada janin.
Ketuban pecah dini akan menyebabkan banyak komplikasi pada janin dan ibu. Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi adalah adanya persalinan yang prematur, meningkatnya kemungkinan dilakukan tindakan seksio sesarea, meningkatnya resiko infeksi pada ibu maupun pada janin, berkurangnya cairan ketuban atau disebut juga oligohidramnion yang nantinya dapat menyebabkan penekanan tali pusat dan kekurangan oksigen pada janin hingga gangguan bentuk tubuh janin.
Umumnya pada mereka yang mengeluh keluarnya cairan ketuban akan diperiksa di dokter dengan menggunakan alat inspekulo yang bertujuan untuk menilai adanya air di dalam jalan lahir. Untuk memastikan bahwa air tersebut merupakan air ketuban, akan digunakan pemeriksaan dengan kertas lakmus. Kemudian selanjutnya akan dilakukan pemeriksaan dalam untuk menilai adanya pembukaan dan pendataran serviks. Akan dilakukan juga pemeriksaan untuk menilai adanya infeksi pada ibu maupun janin. Pemeriksaan dengan ultrasonografi dapat dilakukan untuk menilai sisa cairan ketuban yang terdapat di dalam rahim.
Pecahnya selaput ini disebabkan oleh adanya kerapuhan selaput ketuban yang dapat diakibatkan berkurangnya matriks kolagen ataupun karena kerusakan jaringan pada selaput ketuban yang sering diakibatkan oleh rokok. Umumnya pecahnya ketuban ini terjadi pada trimester ketiga diakibatkan oleh adanya pembesaran uterus, kontraksi rahim serta gerakan janin yang melemahkan selaput ini. Adanya infeksi pada alat kelamin ibu juga dapat menyebabkan pecahnya ketuban yang dini.
Penatalaksanaan ketuban pecah dini bergantung dari adanya komplikasi yang terjadi, sisa cairan ketuban didalam kandungan, serta usia kandungan itu sendiri.
Umumnya akan diberikan antibiotik profilaksis untuk mencegah masuknya kuman penyebab infeksi kedalam rahim. Pada kehamilan yang prematur sebisa mungkin dilakukan tindakan konservatif untuk mempertahankan kehamilan. Namun apabila terjadi komplikasi ataupun adanya kegawatan pada janin maka akan dilakukan terminasi kehamilan segera. Pada ketuban pecah dini yang terjadi pada kehamilan cukup bulan umumnya akan langsung diterminasi kehamilannya.