Ibu hamil sangat mungkin terpapar dengan orang yang menderita infeksi virus di rumah maupun tempat kerja. Jika daya tahan tubuh baik, sebagian besar waktu paparan ini tidak akan menjadi infeksi. Walaupun terinfeksi, kebanyakan virus (saluran pernapasan) tidak membahayakan bagi janin. Akantetapi, beberapa virus dapat menyebabkan keguguran atau kelainan bawaan. Beberapa virus seperti cytomegalovirus, rubella merupakan virus yang berbahaya bagi kehamilan sehingga paparan terhadap orang dengan infeksi ini perlu penanganan khusus oleh dokter.
Batuk yang biasa diderita sebagian besar disebabkan oleh virus dan tidak ada pengobatan spesifik untuk virus. Virus dapat sembuh sendiri sesuai dengan daya tahan tubuh manusia. Olehkarena itu, antibiotik tidak diindikasikan untuk sebagian besar batuk biasa. Obat – obatan yang digunakan diindikasikan terutama untuk mengatasi gejala yang ada seperti gatal pada tenggorokan, dsb untuk menjamin kenyamanan saat sakit. Antibiotik diberikan jika terdapat bukti adanya infeksi sekunder. Walaupun dibutuhkan, antibiotik yang diberikan juga yang paling aman untuk kehamilan.
Obat – obatan yang biasa digunakan untuk meringankan gejala antara lain obat golongan antihistamin, dekongestan, antitusif, dan ekspektoran. Obat antihistamin seperti diphenhidramin, CTM berfungsi untuk mengatasi gejala gatal pada hidung, sekret yang berlebihan / pilek. Dekongestan seperti pseudoefedrin memiliki fungsi untuk mengurangi pembengkakan pada selaput lendir dihidung yang menyebabkan gejala hidung tersumbat. Antitusif seperti dextrometorphan (DMP) berfungsi untuk mengurangi rasa gatal yang menyebabkan batuk / menurunkan ambang rangsang batuk. Ekspektoran berfungsi untuk mengencerkan dahak sehingga mudah dikeluarkan.
Pada umumnya, tidak ada satu obatpun yang benar – benar aman untuk dikonsumsi selama hamil. Akantetapi, pemilihan obat yang paling sedikit berisiko terhadap kehamilan yang perlu menjadi perhatian.
Efek samping yang ditimbulkan berbeda masing – masing obat. Akantetapi, seringkali mual, gangguan pencernaan, pusing dapat menjadi gejala yang sering dikeluhkan. Selain itu, alergi terhadap komponen obat seperti kemerahan, gatal pada kulit, sulit bernapas, bengkak pada bibir, sampai kejang juga dapat ditemui pada kasus yang berat.
Dosis dari obat batuk tergantung dari masing – masing obat. Akantetapi, pada umumnya obat diberikan tidak lebih dari 7 hari setiap episode karena infeksi virus akan membaik dalam waktu 7 hari. Jika keluhan bertahan lebih dari itu, perlu mendapat pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter. Disamping obat – obatan diatas, minum air putih yang banyak merupakan obat yang dapat membantu meringankan gejala batuk.