Batuk berdarah, atau dalam bahasa medis dikenal dengan istilah hemoptysis, merupakan suatu kondisi atau gejala berupa pengeluaran darah atau dahak (sputum) yang disertai darah. Darah yang dikeluarkan berasal dari paru ataupun saluran pernafasan merupakan darah segar yang umumnya berwarna merah terang yang dapat disertai buih, hal ini harus dibedakan dengan muntah berdarah yang menghasilkan darah yang berwarna merah gelap, kadang bercampur dengan makanan dan berasal dari saluran pencernaan. Kondisi ini dapat sembuh dengan sendirinya ataupun terjadi berulang. Darah yang dikeluarkan dapat berupa noda dalam jumlah yang sedikit ataupun dalam jumlah yang amat banyak dan dapat mengancam jiwa. Batuk berdarah dapat dengan atau tanpan disertai dengan gejala lain berupa nyeri dada.
Batuk berdarah dapat disebabkan oleh berbagai gangguan, yang terdiri dari:
Pengobatan pada kondisi ini amat bergantung pada penyakit atau gangguan yang mendasari terjadinya batuk berdarah. Jika batuk berdarah disebabkan oleh infeksi, seperti pada kasus tuberkulosis, aspergillosis, ataupun pneumonia bakteri, maka penderita memerlukan pengobatan berupa pemberian obat antibiotik yang sesuai dengan jenis kuman yang menjadi penyebab dari infeksi yang terjadi. Jika hal yang mendasari batuk berdarah adalah benda asing pada saluran pernafasan, maka benda asing tersebut perlu dikeluarkan. Pada kasus batuk berdarah yang disebabkan oleh kanker paru, perdarahan dari aneurisma, ataupun perdarahan akibat trauma yang mentap memerlukan tindakan berupa prosedur pembedahan. Hemoptysis masif adalah keadaan darurat yang mengancam jiwa dan membutuhkan perawatan di unit perawatan intensif. Perlu dilakukan penyisipan tabung untuk membantu pernapasan (intubasi) untuk melindungi jalan napas, serta untuk memungkinkan evaluasi pada sumber perdarahan. Jika penyebabnya tidak dapat ditentukan, pemantauan lebih lanjut perlu dilakukan guna mencari sumber atau penyebab dari terjadinya batuk berdarah.