Daftar isi
Dehidrasi merupakan suatu kondisi yang dihasilkan dari keadaan tubuh yang mengalami kehilangan cairan dalam jumlah yang berlebihan. Selain kehilangan cairan, pada kondisi dehirasi tubuh juga kehilangan zat garam (elektrolit) yang penting untuk menjaga fungsi normal tubuh. Dehidrasi terjadi ketika tubuh kehilangan cairan lebih dari yang dikonsumsi. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai penyakit atau gangguan, dengan diare sebagai penyebab yang paling umum.
Berbagai gejala dan tanda dapat timbul pada penderita dehidrasi yang bergantung dengan tingkat dehidrasi yang dialami penderita, berikut adalah gejala dan tanda yang umumnya terjadi:
Dehidrasi Ringan – Sedang
Secara umum gejala dan tanda yang dapat timbul pada kondisi ini berupa: mulut kering, rasa kantuk atau kelelahan, rasa haus, frekuensi dan jumlah urine menurun, mata tampak cekung, kulit kering dan turgor kulit lambat, sakit kepala, sembelit, serta rasa pusing atau tubuh terasa ringan. Pada anak dan bayi, gejala dan tanda berupa cenderung menjadi rewel dan gelisah, pada bayi popok kering dari biasanya, serta air mata sedikit saat menangis juga dapat timbul.
Dehidrasi Berat
Pada kasus dengan dehidrasi berat, gejala dan tanda yang dapat timbul berupa: rasa haus yang ekstrim atau bahkan menjadi malas minum, lekas marah dan kebingungan, mulut sangat kering, kulit kering dengan turgor yang sangat lamban, sedikit atau tidak berkemih sama sekali, warna urine lebih gelap dan pekat dari biasanya, mata cekung, tekanan darah yang rendah, laju denyut jantung dan nadi meningkat, nafas cepat, demam, dan dalam kasus yang paling serius menjadi delirium atau tidak sadarkan diri. Pada anak dan bayi gejala dan tanda berikut juga dapat ditemukan: cenderung lebih tidak aktif dari biasanya, mengantuk, ubun – ubun yang cekung, serta tidak ada air mata saat menangis.
Selain gejala dan tanda yang telah disebutkan, dapat ditemukan pula gejala dan tanda lainnya, yang erat kaitannya dengan penurunan volume cairan dalam pembuluh darah (intravaskular). Seiring dengan berlangsungnya kondisi dehidrasi, kumungkinan untuk terjadinya syok hipovolemik terus berkembang, hal ini mengakibatkan kegagalan organ dan pada akhirnya kematian.
Terdapat dua mekanisme pengeluaran cairan dari tubuh, yaitu pengeluaran yang dapat dilihat (muntah berkemih, serta buang air besar) dan pengeluran cairan yang tidak dapat terlihat (melalui kulit dan saluran pernapasan). Peningkatan kedua mekanisme tersebut, ataupun kurangnya pemasukan cairan dapat menimbulkan kondisi dehidrasi. Berikut adalah beberapa kondis yang dapat menyebabkan peningkatan pengeluaran cairan dan penurunan pemasukan cairan, yaitu meliputi:
1. Penyebab eksternal atau berhubungan dengan stres:
2. Penyakit infeksi:
3. Malnutrisi:
4. Penyebab lain:
Penanganan untuk kasus dehidrasi ringandapat dilakukan dengan memperbanyak pengonsumsian air. Jika belum membaik setalah 24 jam, maka disarankan untuk mengonsumsi larutan isotonik (seperti oralit dan pedialit). Dalam kasus yang lebih berat, yaitu pada kondisi dehidrasi sedang, koreksi keadaan dehidrasi dilakukan dengan terapi rehidrasi melalui pemasangan infus (intravena). Jenis cairan yang digunakan untuk rehidrasi intravena harus bersifat isotonik ataupun hipotonik. Pada kasus dehidrasi berat yang disertai penurunan kesadaran, penanganan yang cepat perlu dilakukan. Pada kondisi ini, idealnya terapi rehidrasi dilakukan bersamaan dengan pemantauan secara ketat dari status elektrolit.
Selain penanganan awal yang disebutkan sebelumnya, perlu juga diselidiki penyebab dari terjadiny dehidrasi. Setelah diketahui penyebabnya, maka hal tersebut harus segera diatasi sehingga tidak menyebabkan keadaan dehidrasi yang lebih lanjut.