Penis yang dikenal sebagai alat kelamin pria memiliki dua fungsi yaitu sebagai bagian dari organ reproduksi pria sekaligus bagian dari saluran kemih paling bawah yang disebut uretra. Secara anatomi penis terdiri dari bagian akar (root), batang tubuh (corpus) dan ujung (glans). Root penis adalah bagian penis yang melekat pada perut bagian bawah. Corpus penis terdiri dari 2 bagian yaitu dua buah corpus
carvernosus yang bersebelahan dan satu corpus spongiosum diantaranya. Corpus cavernosus berisi jalinan pembuluh darah sedangkan corpus spongiosum adalah jaringan ikat yang membentuk glans penis. Uretra melintasi corpus spongiosum menuju glans penis.
Pada saat penis dalam keadaan ereksi, terjadi pengerasan dan penambahan ukuran yang disebabkan oleh melebarnya pembuluh darah di dalam corpus penis sehingga aliran darah bertambah. Meskipun secara normal arah ereksi penis adalah ke atas vertikal tapi ada juga yang vertikal ke arah bawah atau bahkan horizontal lurus ke depan atau miring (kanan atau kiri), hal ini disebabkan oleh perbedaan tegangan ligamentum penyangganya (suspensory ligament).
Selain arah ereksi, ada juga kelainan dalam bentuk corpus selama ereksi. Normalnya corpus menegang dan lurus, tetapi ada yang melengkung (bengkok). Penis bengkok ini masih dalam batas normal jika
tidak melebihi 30 derajat dan tidak menimbulkan nyeri. Ada beberapa penyebabnya, yaitu :
Jika penis bengkok dan tidak menimbulkan keluhan maka tidak ada pengobatan yang diperlukan, tetapi jika mengalami keluhan seperti nyeri, gangguan buang air kecil, serta gangguan dalam melakukan hubungan seksual, maka diperlukan pengobatan.
Pengobatan dapat berupa :
Jika tidak berhasil dengan cara pengobatan tanpa operasi, maka diperlukan perbaikan dengan operasi sampai dengan menggunakan penile prosthesis (penis buatan).