Ketoconazole merupakan obat anti jamur yang termasuk golongan azole. Obat jenis ini menghambat pertumbuhan jamur dengan menghambat enzim pertumbuhan pada jamur. Obat golongan azole ini umumnya dipakai untuk mengatasi infeksi jamur C.albicans, C.tropicalis, C.parapsilosis, C.glabrata, C.neoformans, golongan blastomyces, golongan histoplasma, Coccidioides, dan jamur lainnya. Dalam penelitian dibuktikan bahwa jamur jenis C.krusei dan mucorymycosis sudah kebal terhadap obat jenis ini.
Ketoconazole umumnya digunakan untuk mengatasi infeksi jamur pada kulit badan, pada lipatan kulit, pada kaki, untuk mengatasi panu, dan juga sering dipakai untuk mengatasi ketombe. Ketoconazole dikontraindikasikan pada mereka yang diketahui alergi terhadap komponen ketoconazole, ibu hamil dan menyusui karena obat ini ditemukan dalam ASI, obat ini juga dikontraindikasikan pada mereka dengan gangguan jantung terutama pada yang menggunakan obat – obatan yang mempengaruhi irama jantung.
Saat ini ketoconazole telah banyak digantikan dengan itraconazole karena efek supresi hormonnya lebih rendah. Di tempat tertentu masih sering digunakan ketoconazole karena lebih murah dan mudah didapat.
Pemakaian ketoconazole ditemukan dapat menyebabkan gangguan hati dan dapat menyebabkan gangguan irama jantung bila digabung dengan obat – obatan tertentu. Efek samping yang mungkin terjadi bervariasi dari rasa melayang hingga pingsan, kesemutan, mual, muntah, demam, hilangnya nafsu makan, depresi, nyeri kepala. Penggunaan dosis ketoconazole lebih dari 400 mg perhari secara oral akan meningkatkan resiko supresi hormon kelenjar anak ginjal.
Ketoconazole berbentuk krim, sampo dan tablet minum. Untuk yang berbentuk krim dapat dioleskan secara tipis dan merata pada lesi kulit. Penggunaan ketoconazole krim harus hingga infeksi tuntas karena penggunaan yang tidak tepat dapat menyebabkan kekambuhan. Pada preparat sampo, dapat digunakan untuk kulit kepala dan umumnya gejala membaik dalam 2 – 4 minggu. Hal yang perlu diingat pada penggunaan sampo ketoconazole adalah harus dipastikan tidak adanya luka pada tempat pemberian ketoconazole.
Ketoconazole tablet berisi 200 mg ketoconazole dengan pemberian umumnya 1 hingga 2 tablet perhari sesuai dengan infeksi jamur yang mendasarinya. Umumnya digunakan sediaan topikal dahulu sebelum menggunakan sedian oral dikarenakan adanya efek samping pada fungsi hati.