Kloramfenikol merupakan suatu golongan antibiotik yang menghambat pertumbuhan bakteri. Obat jenis ini mempunyai spektrum kerja yang luas terhadap banyak bakteri diantaranya H.influenza, N. meningitides, S. pneumonia, S. pyogenes, S.agalactiae, S.pneumonia, S.aureus dan banyak bakteri lainnya. Beberapa golongan yang diketahui kebal terhadap obat ini antara lain P.aeruginosa, shigella dan salmonella.
Obat ini digunakan pada infeksi dimana diketahui kuman penyebabnya sensitive terhadap kloramfenikol dan obat lain yang kurang toksik tidak tersedia. Beberapa penyakit dimana sering digunakan kloramfenikol adalah demam typhoid, radang selaput otak atau meningitis yang disebabkan oleh bakteri, penyakit yang diakibatkan oleh infeksi ricketsia, dan brucellosis. Penggunaan pada ibu hamil harus berhati – hati dan hanya diberikan bila tidak dapat diberikan obat lain.
Efek samping yang mungkin terjadi adalah reaksi hipersensitivitas, demam, kemerahan pada tubuh, mimpi buruk, bengkak pada wajah dan mata, anemia, penurunan jumlah sel darah putih maupun trombosit yang disebabkan karena supresi pada sumsum tulang, mual, muntah, diare, kesemutan, gangguan penglihatan. Penggunaan dosis tinggi pada bayi baru lahir dapat menyebabkan grey baby syndrome dimana keadaannya memburuk dengan cepat.
Penggunaan kloramfenikol membutuhkan adanya pemeriksaan darah secara berkala untuk mendeteksi timbulnya efek samping serius penghambatan pembentukan sel darah. Penggunaan kloramfenikol sekarang sudah banyak ditinggalkan kecuali tidak dapat digunakan obat jenis lain.
Penggunaan kloramfenikol harus berhati – hati pada penderita gangguan fungsi hati berat dikarenakan obat ini diproses di hati dan dapat masuk hingga ke cairan otak, plasenta dan ke janin. Penggunaan pada pasien gagal ginjal dan kerusakan hati berat dapat menyebabkan obat ini tersedia dalam darah dengan dosis tinggi dan meningkatkan resiko toksisitasnya.
Secara umum dosis kloramfenikol pada dewasa adalah 50 mg/kg hari dibagi pemberian tiap 6 jam. Dapat diberikan dosis tinggi hingga 10 mg/kg/hari. Pada anak – anak, dapat diberikan dosis seperti dewasa namun pada anak yang kecil dapat diberikan dengan dosis 25 mg/kg/hari dibagi 4 kali pemberian.