Daftar isi
Obat selama kehamilan diklasifikasikan menjadi 4 golongan obat menurut Food and Drug Administration (FDA).
Obat flu yang disarankan digunakan pada ibu hamil dan dapat dibeli bebas adalah sebagai berikut:
Asetaminofen dapat menurunkan demam bila batuk disertai dengan demam dan membantu meredakan gejala meriang, nyeri sendi, dan nyeri kepala. Asetaminofen merupakan obat kategori B untuk trimester pertama, kedua, dan ketiga. Asetaminofen merupakan pilihan utama dalam obat pereda nyeri dan penurun demam pada ibu hamil. Kontraindikasi penggunaan obat ini adalah pasien dengan reaksi hipersensitivitas terhadap asetaminofen, gagal ginjal, dan gangguan hati berat.
Pseudoefedrin digunakan sebagai dekongestan untuk meredakan pilek pada batuk yang disertai dengan pilek. Pseudoefedrin termasuk dalam kategori B. Pseudoefedrin diduga dapat menyebabkan gastroschisis pada bayi terutama pada dosis tinggi, namun studi menunjukkan efek tersebut dapat tidak terjadi pada dosis rata-rata. Pseudoefedrin dikontraindikasikan terhadap pasien dengan hipersensitif teradap pseudoefedrin, pasien dengan perdarahan, dan tekanan darah yang tinggi. Karena kemungkinan gastroschisis disarankan untuk tidak menggunakan obat ini pada trisemester pertama kecuali manfaatnya melebihi risikonya.
Clorpheniramine maleate merupakan obat kategori B dan antihistamin pilihan. Obat ini dapat digunakan sebagai dekongestan bersamaan atau sebagai alternatif dari pseudoefedrin. Obat ini relatif aman, kontraindikasi utama dari obat ini adalah pasien dengan hipersensitif terhadap clorpheniramine maleate.
Dextromethorpan digunakan sebagai antitusif atau pereda batuk. Obat ini tergolong dalam kategori C. Studi pada janin ayam menunjukkan adanya kelainan saat lahir, namun studi pada anusia belum menunjukkan bukti kuat adanya efek samping obat ini pada kehamilan. Oleh karena itu, obat ini disarankan untuk tidak digunakan pada trimester pertama dan digunakan dalam dosis seminimal mungkin.
Untuk mengencerkan dahak atau ingus dapat juga digunakan inhalasi uap dan minum banyak air putih untuk dahak dan ingus agar mudah dikeluarkan. Mengkonsumsi lozenges yang mengandung madu atau gliserol merupakan cara yang aman untuk mengurangi batuk pada ibu hamil.
Efek samping parasetamol dapat berupa reaksi alergi, selain itu juga menyebabkan gangguan ginjal dan fungsi hati bila digunakan dalam jangka panjang dan dosis tinggi. Pseudoefedrin dapat menyebabkan berdebar-debar, tekanan darah tinggi, lemah, demam, mengigil, perdarahan, kurang nafsu makan, insomnia, dan reaksi alergi. Clorpheniramine maleate menyebabkan kantuk, sempoyongan, nyeri perut, pandangan buram, mulut kering, dapat juga terjadi kejang, dan reaksi alergi. Dextromethorpan dapat memberikan efek samping kepala terasa ringan, sempoyongan, mual, gugup, nyeri perut, dan muntah.
Dosis obat untuk ibu hamil sebaiknya sesuai anjuran dokter. Perlu diperhatikan bahwa sakit batuk dan flu yang diderita saat hamil dapat merupakan gejala dari infeksi virus seperti cacar dan campak yang memberikan dampak terhadap janin sehingga penting untuk pergi memeriksakan diri ke dokter.
Dalam menggunakan obat, hindari penggunaan obat yang terdiri dari kombinasi bermacam-macam zat. Hal ini untuk menghindari salah satu komponen obat yang dapat merugikan janin. Bila akan menggunakan obat kombinasi, pastikan dokter telah mengetahuinya dan menyatakan semua komponen obat aman untuk janin.