Payudara sakit yang dikenal dengan istilah medis mastalgia atau mastodynia merupakan keluhan yang paling sering dilaporkan oleh wanita dengan kelainan pada payudara. Gejala ini ditemui pada hampir 70% wanita sepanjang hidupnya. Umumnya, nyeri pada payudara dialami oleh wanita 2 – 3 hari sebelum menstruasi. Akantetapi, nyeri payudara yang dirasakan lebih dari 5 hari dalam sebulan memerlukan evaluasi yang lebih lanjut. Kadangkala, nyeri tersebut bahkan dapat cukup berat sampai menurunkan kualitas hidup.
Nyeri pada payudara dapat terjadi pada kedua payudara, satu payudara, sampai bagian tertentu dari payudara, yang juga dapat menjalar ke ketiak dan bagian dalam lengan atas. Payudara yang terkena biasanya nyeri jika ditekan dan juga dapat disertai adanya pembengkakan. Adanya massa pada payudara biasanya disertai dengan gejala nyeri, tetapi kedua kondisi ini merupakan kondisi yang terpisah dan memerlukan evaluasi yang terpisah.
Terdapat 2 pembagian untuk nyeri pada payudara, nyeri yang bersiklus dan nyeri yang tidak bersiklus. Nyeri payudara bersiklus merupakan nyeri payudara yang dirasakan pada periode sekitar akan menstruasi, biasanya pada kedua payudara, dan memiliki karakteristik nyeri yang tajam, seperti tertusuk, berat, dan terasa dalam. Nyeri payudara yang tidak bersiklus merupakan nyeri yang tidak memiliki pola tertentu, tidak berhubungan dengan menstruasi, dan lokasi nyeri biasanya cukup terlokalisasi seperti pada dibawah areola / puting susu atau di tengah, dapat juga menyerang kedua payudara, dengan karakteristik nyeri yang berat, dalam, terbakar, tercubit.
Selain kedua pembagian diatas, terdapat pula kondisi nyeri pada dinding dada yang dirasakan seperti nyeri pada payudara. Nyeri pada dinding dada biasanya tidak memiliki pola tertentu, dapat menyerang semua usia, hampir selalu satu sisi saja.
Penyebab pasti dari nyeri payudara belum diketahui secara jelas. Walaupun penilaian kadar hormon estrogen, progesteron, dan prolatin tidak menunjukkan kelainan yang konsisten berhubungan dengan siklus menstruasi, keadaan seperti kehamilan, menyusui, menopause, konsumsi kontrasepsi oral, dan terapi pengganti hormon mempengaruhi gejala dari nyeri payudara.
Pada kasus jarang, payudara yang sakit dapat menandakan adanya kanker payudara. Akantetapi, untuk menentukan hal tersebut memerlukan adanya riwayat dalam keluarga dan pemeriksaan yang lebih mendalam. Penelitian juga menunjukkan adanya hubungan antara stres psikologis dengan keluhan nyeri pada payudara.
Nyeri pada dinding dada biasanya disebabkan oleh costochondritis (sindrom Tietze), kelainan pada otot dan saraf daerah dada, trauma pembedahan, sampai nyeri penjalaran dari lokasi nyeri lain.
Kondisi lain yang dapat memberikan keluhan nyeri payudara antara lain : fibroadenoma mamae, penyakit fibrokistik payudara, sindrom premenstrual, selulitis payudara, abses payudara, nekrosis lemak payudara, papiloma intraduktal, sampai kelainan pada kulit diatas payudara seperti herpes zoster.
Biasanya, wanita dibawah usia 30 tahun tidak memerlukan pemeriksaan khusus, kecuali nyeri bersifat fokal / terlokalisir dapat dilakukan USG. Mammografi dapat dilakukan pada wanita diatas usia 30 tahun terutama jika terdapat riwayat keluarga dengan kanker payudara. Jika terdapat massa / benjolan pada payudara, biopsi dapat menentukan penyebab dari massa tersebut dan tatalaksana selanjutnya bergantung dari hasil biopsi tersebut.
Tatalaksana utama adalah dengan menyakinkan dan edukasi mengenai keadaan nyeri pada payudara karena sebagian besar merupakan gangguan pada hormonal. Penggunaan bra yang pas dapat membantu. Selain itu, pada wanita dengan terapi hormon mungkin memerlukan penyesuaian dosis sampai berhenti sementara. Tidak dianjurkan untuk mengurangi dosis kafein pada wanita yang mengeluhkan nyeri payudara. Vitamin E juga tidak tepat diberikan sebagai tatalaksana nyeri payudara. Penggunaan anti-nyeri yang berbentuk krim atau salep seperti diclofenac 2% dapat diberikan untuk mengurangi nyeri. Pengobatan lain sesuai dengan penyebab dari nyeri payudara tersebut.