Sariawan dapat terjadi pada bagian manapun dari rongga mulut, termasuk lidah. Secara medis, sariawan dikenal dengan istilah stomatitis yang merupakan suatu proses peradangan pada mulut, terasa sakit, serta dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk makan, berbicara, dan tidur. Stomatitis dapat terjadi pada bagian manapun di mulut, termasuk pada bagian pipi, gusi, lidah, bibir, dan langit – langit. Terdapat dua bentuk utama dari stomatitis: herpes stomatitis dan stomatitis aftosa. Kedua bentuk umumnya terjadi pada anak – anak dan remaja.
herpes stomatitis umumnya ditandai dengan timbulnya beberapa lepuhan yang dapat tersebar pada gusi, langit – langit, pipi, lidah, atau perbatasan bibir. Penderita dapat mengalami kesulitan untk makan, minum, dan menelan. Demam tinggi merupakan penanda utama dari infeksi virus herpes simpleks tipe 1 (HSV1), yang dapat mencapai 40 0C. Demam terjadi beberapa hari sebelum lepuhan muncul. Luka kecil berbetuk seperti kawah atau tukak akan muncul ketika lepuhan pecah. Infeksi sekunder dapt terjadi pada tukak tersebut. Lamanya infeksi berlangsung berkisar antara 7 – 10 hari.
Stomatitis aftosa ditandai dengan luka kecil berbentuk bulat atau oval berarna kemerahan, dengan pusat luka berwrna putih tau kekuningan dan tepi yang meradang. Luka yang berukuran kecil umumnya akan sembuh sendiri setelah 1 – 2 minggu tanpa disertai jaringan parut. Pada luka yang lebih besar, luka berbentuk tidak teratur dan akan membaik setelah 6 minggu atau lebih serta dapat meninggalkan jaringan parut. Pada individu dewasa bentuk lesi yang timbul dapat menyerupai herpes stomatitis (stomatitis herpetiform), naun bukan disebabkan oleh inveksi HSV1. Bentuk lesi yang tibul berupa lepuhan – lepuhan kecil berkelompok antara 10 – 100 lepuhan dan akan sembuh dalam waktu kurang lebih 2 minggu.
Herpes Stomatitis disebabkan oleh infeksi dari HSV1, sedangkan stomatitis aftosa disebabkan oleh berbagai masalah dengan kebersihan mulut atau kerusakan selaput lendir. Beberapa penyebab potensial meliputi:
Pada kasus herpes stomatitis, penanganan yang dapat dilakukan dengan obat antiviral (asiklovir) yang bertujuan mempersingkat masa infeksi. Paracetamol ata obat – obatan golongan nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs) dapat diberikan untuk meredakan rasa nyeri dan demam. Pada rasa nyeri yang berat, lidocaine topikal dapat digunakan. Penggunaan lidocaine menyebabkan mati rasa pada seluruh bagian rongga mulut, sehingga harus digunakan dengan hati – hati. Infeksi HSV1 dapat menyebar pada organ mata yang disebut herpes keratokonjungtivitis. Kondisi ini merupakan komplikasi serius yang memerlukan pengobatan segera karena dan dapat menyebabkan kebutaan.
Pada kasus stomatitis aftosa, keluhan yang dirasakan umumnya cukup ringan dan tidak memerlukan pengobatan khusus. Jika rasa nyeri yang dirasakan cukup signifikan atau pada luka lyang luas, krim topikal dengan benzocaine atau agen analgetik lain dapat diberikan yang dapat dikombinasikan dengan obat golongan steroid (dexamethasone). Jika terjadi infeksi sekunder, maka pemberian antibiotik diperlukan.