Kolesterol tinggi atau hiperkolesterolemia adalah kelainan yang dikarakteristikan dengan tingginya kadar kolesterol di dalam darah. Kolesterol merupakan substansi yang lembut, seperti lilin (waxy) dan seperti lemak. Kolesterol merupakan komponen alami yang diproduksi di hati kemudian dibawa ke seluruh tubuh oleh komponen yang bernama low density lipoprotein (LDL). Tubuh memerlukan kolesterol unutk membangun membran sel, membuat hormon, dan membentuk senyawa yang dapat membantu dalam mencerna lemak. Kolesterol dikembalikan ke liver oleh komponen yang bernama high-density lipoprotein (HDL). Dari hati, kolesterol disekresi ke empedu, kemudian bisa diubah menjadi asam empedu.
Tambahan kolesterol bisa didapatkan dari makanan yang dimakan, seperti kuning telur, daging, unggas, ikan, dan produk olahan susu) Namun, tingginya kolesterol dapat meningkatkan risiko seseorang terhadap penyakit jantung dan stroke.
Hiperkolesterolemia tidak hanya dapat ditentukan dari kolesterol total saja (dianggap tinggi saat jumlahnya lebih dari 240 mg/dL), namun juga komponen kolesterol lainnya seperti LDL, HDL, dan trigliserida. Saat seseorang memiliki kadar LDL tinggi (160–189 mg/dL), kadar HDL normal (40 – 59 mg/dL) atau rendah (di bawah 40 mg/dL), dan kadar trigliserida normal atau tinggi (di atas 200 mg/dL) maka kondisi tersebut dikatakan kolesterol tinggi. Jika kondisi tersebut tidak mendapatkan pengobatan, maka hiperkolesterolemia dapat menyebabkan serangan jantung akibat penyakit jantung koroner atau stroke akibat penyempitan pembuluh darah di otak.
Kadar kolesterol yang tinggi biasanya tidak bergejala, terutama pada tahap awal. Satu-satunya cara untuk mengetahui apakah seseorang memiliki kadar kolesterol yang tinggi adalah dengan melakukan pemeriksaan darah. Jika seseorang memiliki kadar kolesterol yang sangat tinggi, kolesterol dapat berdeposit menjadi nodul yang berwarna kekuningan (xanthoma) di tendon atau di bawah kulit bawah mata. Gejala seperti serangan jantung atau stroke merupakan komplikasi dari tingginya kadar kolesterol. Kadar kolesterol yang tinggi yang bersirkulasi di dalam pembuluh darah dapat mengakibatkan tertimbunnya plak di sepanjang pembuluh arteri. Plak dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan menyumbat aliran darah ke jantung atau ke otak. Hal itulah yang lama kelamaan akan mengakibatkan serangan jantung dan stroke.
Salah satu penyebab hiperkolesterolemia adalah keturunan atau yang disebut juga familial hypercholesterolemia (FH). Keadaan tersebut merupakan kelainan gen dominan autosomal yang menyebabkan peningkatan besar-besaran kolesterol total dan LDL kolesterol. FH dibagi menjadi 2 tipe: homozygous FH dan heterozygous FH. Anak-anak dengan homozygous FH biasanya memiliki gejala penyakit jantung iskemik, penyakit vaskular perifer, penyakit serebrovaskualr (stroke), dan stenosis aorta. Gejala yang lain meliputi gejala di sendi (tendonitis atau atralgia), di kulit (xanthoma), di mata (arkus kornea), dan kelainan pada katup jantung. Biasanya orang dengan homozygous FH tidak dapat bertahan hingga usia 30 tahun, kecuali diterapi dengan metode khusus seperti transplantasi hati, LDL apheresis, atau operasi. Sementara itu, anak-anak dengan heterozygous FH tidak memiliki gejala yang berhubungan dengan sakit jantung, kelainan tendon, atau arkus kornea. Gejala-gejala tersebut baru muncul saat seseorang sudah memasuki usia dewasa, terutama dengan perilaku yang meningkatkan faktor risiko penyakit jantung (seperti, merokok).
Penyebab lain tingginya kadar kolesterol di dalam tubuh adalah mengonsumsi makanan yang tinggi lemak jenuh dan kolesterol, serta terdapatnya penyakit lain, seperti diabetes melitus, cushing syndrome, dan hipotiroidisme.
Dengan menurunkan kadar kolesterol, seseorang dapat menurunkan risiko terjadinya penyakit jantung dan stroke. Salam sebuah penelitian dinyatakan bahwa untuk setiap penurunan kadar kolesterol sebanyak 1%, terdapat penurunan risiko penyakit jantung sebanyak 2%. Perubahan gaya hidup dengan memperbaiki diet (memperbanyak serat dan mengurangi lemak jenuh) dan meningkatkan olahraga merupakan cara paling efektif untuk mencegah dan mengobati tingginya kadar LDL dalam darah.
Pengobatan medis baru akan diberikan jika kadar kolesterol, terutama kadar LDL, tetap tinggi setelah perubahan gaya hidup. Obat-obatan yang biasanya digunakan dalam mengobati hiperkolesterolemia antara lain golongan statin, niacin, sequestrant asam empedu, penghambat penyerapan kolesterol, dan turunan asam fibrat.