Daftar isi
Testosteron merupakan hormon seks pria yang diproduksi oleh testes yang berkerja membentuk karakteristik seksual dari pria. Hormon ini menstimulasi aktivitas dari seks sekunder pria.
Selain diproduksi oleh sepasang testes, ovarium pada wanita, serta kelenjar adrenal pada pria dan wanita juga menghasilkan hormon ini walaupun dalam jumlah yang lebih sedikit. Testosteron juga merupakan salah satu steroid yang membantu dalam mempercepat maskulinisasi.
Testis sendiri distimulasi pengeluaran testosteron oleh hormon yang berasal dari kelenjar pituitari yaitu LH dan FSH, terutama saat tidur. hormon testosteron yang disekresi ini kemudian masuk ke dalam peredaran darah dan bekerja pada beberapa jaringan tubuh untuk membuat perubahan – perubahan tertentu. Jaringan yang menjadi tempat bekerja testosteron antara lain area genital, otot, dan organ seks. Ketika seorang pria mencapai usia tua, testosteron diproduksi lebih sedikit oleh testis dibandingkan pada saat masih muda.
Testosteron merupakan androgen yang paling poten. Androgen sendiri berfungsi untuk menghasilkan karakteristik seks sekunder dari pria seperti suara berat, janggut, dan juga memperkuat otot dan massa tulang. Kadar testosteron yang tinggi menurunkan risiko hipertensi dan serangan jantung. Akantetapi, kadar testosteron yang tinggi juga berelasi dengan meningkatnya agresifitas dan merokok yang tentunya tidak sebanding dengan manfaatnya.
Selain itu, testosteron juga dapat digunakan untuk mengatasi kondisi – kondisi medis seperti kanker payudara pada wanita, hipogonadism pada pria, kriptokirsmus, dan menorrhagia.
Rendahnya kadar testosteron dalam darah (oleh sebab apapun seperti : diabetes melitus, hipotiroid, penyakit Addison, penyakit Cushing, kelainan pada lobus temporal otak, penyakit jantung koroner, gagal jantung, gagal ginjal, stroke, obat - obatan tertentu, kelainan genetik, kemoterapi, trauma pada testis, alkoholisme, stress, penyakit kronis dll) dapat memicu menurunkan gairah seksual seorang pria. Kadar normal testosteron dalam darah adalah 3 – 12 ng/mL. Selain itu, gejala seperti cepat lelah, kelemahan otot, kurangnya ketertarikan terhadap seks, testis yang kecil, disfungsi ereksi, peningkatan berat badan terutama disekitar pinggul, osteoporosis, depresi, sampai anemia dapat juga dialami karena menurunnya kadar testosteron.