Dermatitis atopik adalah peradangan kulit yang disertai dengan rasa gatal. Peradangan biasanya berlangsung lama, bahkan bertahun-tahun. Dermatitis atopik kadang-kadang disertai dengan penyakit alergi lain seperti asma. Di kalangan masyarakat, dermatitis atopik dikenal juga sebagai eksim.
Penyebab dermatitis atopik tidak diketahui pasti, namun diduga karena kondisi kulit yang kering dan mudah teriritasi, disertai dengan gangguan sistem pertahanan tubuh. Faktor genetik diduga juga ikut berperan, karena pada beberapa kasus, penyakit ini mengenai beberapa anggota keluarga yang memiliki hubungan darah. Selain itu, faktor emosional dan stres dapat memperparah penyakit dermatitis atopik.
Gejala utama dermatitis atopik adalah rasa gatal yang berat, terutama pada malam hari sehingga sering mengganggu kualitas tidur. Gejala lain dapat berupa:
Pada dasarnya seluruh permukaan kulit dapat terkena dermatitis atopik. Walaupun demikian, bagian yang paling sering terkena adalah punggung kaki, pergelangan tangan, punggung tangan, lipatan tangan, dan wajah.
Pada dermatitis atopik yang parah, dapat terjadi infeksi sekunder oleh bakteri. Ciri-cirinya adalah muncul nanah pada bagian kulit yang rusak.
Dermatitis atopik biasanya mulai timbul pada usia balita dan terus berlanjut hingga dewasa. Kadang-kadang, gejala dermatitis atopik menghilang dalam jangka waktu tertentu dan kemudian muncul kembali.
Tujuan pengobatan dermatitis atopik adalah mengurangi gatal dan peradangan, serta mengatasi infeksi sekunder oleh bakteri.
Gejala gatal diobati dengan pemberian obat-obat antihistamin misalnya CTM atau loratadin. Cara penggunaan obat ini dengan diminum. Obat-obat antihistamin, selain mengurangi gatal juga menimbulkan kantuk dan membantu tidur. Hal ini berefek positif dalam menjaga kualitas tidur.
Gejala radang diatasi dengan krim antiradang misalnya krim kortikosteroid. Jika peradangan luas dan berat, tidak cukup hanya dengan krim. Perlu diberikan kortikosteroid tablet yang penggunaannya dengan cara diminum.
Rusaknya kulit karena garukan akan menyebabkan bakteri mudah menginfeksi. Akibatnya, peradangan kulit semakin bertambah parah. Untuk mengatasinya, perlu diberikan antibiotik baik salep yang dioleskan ke lokasi infeksi maupun tablet yang diminum.