Daftar isi
Anoreksia, atau lebih tepatnya anoreksia nervosa merupakan suatu keadaan gangguan psikologis di mana penderita menolak untuk menjaga berat badan normal, disertai adanya ketakutan yang sangat akan penambahan berat badan atau ketakutan menjadi gemuk walaupun kenyataannya pasien sangat kurus. Selain itu, penderita anoreksia mengalami gangguan persepsi terhadap dirinya sendiri terhadap berat badan, ukuran tubuh atau bentuk tubuh.
Penyebab terjadinya anoreksia nervosa masih belum diketahui secara pasti. Pada beberapa penelitian hanya dikemukakan beberapa teori yang menjelaskan secara medis, salah satunya adanya kontribusi genetik. Pada anak kembar dari satu ovum lebih besar kemungkinan terjadi anoreksia pada kedua anak tersebut dibandingkan kembar dari dua ovum. Selain itu menurut teori psikodinamik, penderita anoreksia memiliki kesulitan antara kemandirian dan ketergantungan terhadap orang lain (contoh ketergantungan terhadap orang tua), adanya tingkat kerpecayaan diri yang rendah, dan kesulitan memahami perkembangan psikoseksual (kehatan jiwa dan perkembangan seksual).
Gejala-gejala yang muncul dapat berupa:
Pada penderita dapat ditemukan secara fisik berupa:
Pengobatan anoreksia terdiri dari pengobatan untuk masalah kesehatan fisiknya dan juga untuk pengobatan psikologisnya.
Penderita yang mengalami anoreksia sebaiknya dirawat di rumah sakit, terutama karena pasien dengan anoreksia memiliki gangguan kesehatan yaitu malnutrisi, kekurangan cairan dan elektrolit tubuh, dan gangguan kesehatan serius lainnya. Pada pasien anoreksia penting untuk dipantau tanda-tanda vital (frekuensi nadi, frekuensi nafas, suhu tubuh), monitor rekam jantung (EKG), dan pemeriksaan darah lainnya seperti kadar gula darah dan elektrolit darah. Penderita anoreksia harus istirahat total dengan pengawasan yang ketat dalam hal makanan serta diberikan obat-obatan untuk psikologisnya, seperti: pemberian siproheptadin untuk merangsang nafsu makannya, antidepresan untuk mengurangi gejala depresinya, antipsikotik, dan obat untuk mengurangi kecemasan yang timbul pada penderita.
Selain itu pasien juga dilakukan psikoterapi dengan tujuan untuk dapat mengubah pola pikir penderita terhadap tubuhnya. Psikoterapi dapat berupa internvensi keluarga maupun terapi kognitif dan perilaku.