Daftar isi
Radang usus besar (kolitis) adalah peradangan pada usus besar yang disebabkan oleh berbagai macam sebab dan dapat berkaitan dengan radang pada usus halus (enteritis) atau rektum (proktitis). Kolitis merupakan bagian dari berbagai macam kondisi, seperti inflammatory bowel disease (IBD), enterokolitis nekrotikans, kolitis alergi, kolitis pseudomembran, kolitis infeksiosa, dan kolitis akibat gangguan imun.
Kolitis nekrotikans umumnya terjadi pada bayi baru lahir, menimbulkan gejala yang bervariasi dari ringan sampai berat. Gejala awal berupa pembesaran perut, muntah, dan tidak nyaman pada perut yang dapat berkembang menjadi gangguan peredaran darah, radang selaput perut, gangguan pembekuan darah, sampai kematian.
Kolitis alergi yang umumnya juga terjadi pada bayi usia 1 minggu – 3 bulan saat pertama kali diberikan Air Susu Ibu (ASI). Kolitis ini menyebabkan gejala darah dan lendir pada feses, muntah, dan diare. Namun penderita umumnya tidak tampak sakit atau dehidrasi dan pertambahan berat badan dalam batas normal.
Kolitis pseudomembran umumnya memiliki gejala diare yang sangat banyak atau berlendir, rasa tidak nyaman di anus saat BAB, demam, keram perut, dan nyeri perut. Kolitis ini dapat terjadi pada orang dengan konsumsi antibiotik minggu pertama.
IBD umumnya didiagnosis pada anak usia 5 – 16 tahun. IBD merupakan istilah kondisi yang meliputi Chron disease dan kolitis ulserativa. Gejala umumnya perlahan, yaitu gangguan pertumbuhan, penurunan berat badan, diare, nyeri perut, dan perdarahan rektum tersembunyi. Nyeri perut umumnya pada kanan bawah atau sekitar pusar.
Kolitis infeksiosa merupakan kolitis yang disebabkan oleh infeksi, gejala berupa diare dengan darah dan lendir, keram perut, muntah, dan demam.
Kolitis nekrotikans umumnya terjadi pada bayi prematur, di mana bakteri pada usus dan pemberian makanan berlebihan memacu terjadinya peradangan usus besar. Kolitis alergi umumnya disebabkan oleh reaksi alergi anak 2 minggu – 1 tahun terhadap susu sapi atau susu kedelai. Kolitis pseudomembran disebabkan infeksi bakteri Clostridium difficile akibat terganggunya bakteri normal usus akibat konsumsi antibiotik (amoksilin dan clindamycin). Penyebab IBD belum diketahui dengan pasti, namun faktor keturunan dan lingkungan berperan. Kolitis infeksiosa yang umumnya terjadi pada anak di atas 1 tahun disebabkkan oleh berbagai bakteri, virus, dan parasit.
Pengobatan enterokolitis nekrotikans antara lain pengurangan asupan makanan, pemberian antibiotik, dan pemberian cairan. Kolitis alergi diatasi dengan menghilangkan protein penyebab alergi dari makanan bayi dan memberikan formula yang mengandung kasein-hidrosilat sebagai sumber protein. Pengobatan kolitis pseudomembran adalah dengan penghentian konsumsi antibiotik dan pemberian metronidazole atau vancomycin. Kolitis infeksiosa diobati dengan pemberian antibiotik yang sesuai dengan bakteri yang menginfeksi. Pengobatan IBD antara lain dengan aminosalisilat, kortikosteroid, imunomodulator, antibiotik, probiotik, dan agen biologis.
RADANG USUS BESAR
(dr. Natharina Yolanda)
DEFINSI
Radang usus besar (kolitis) adalah peradangan pada usus besar yang disebabkan oleh berbagai macam sebab dan dapat berkaitan dengan radang pada usus halus (enteritis) atau rektum (proktitis). Kolitis merupakan bagian dari berbagai macam kondisi, seperti inflammatory bowel disease (IBD), enterokolitis nekrotikans, kolitis alergi, kolitis pseudomembran, kolitis infeksiosa, dan kolitis akibat gangguan imun.
GEJALA KLINIS
Kolitis nekrotikans umumnya terjadi pada bayi baru lahir, menimbulkan gejala yang bervariasi dari ringan sampai berat. Gejala awal berupa pembesaran perut, muntah, dan tidak nyaman pada perut yang dapat berkembang menjadi gangguan peredaran darah, radang selaput perut, gangguan pembekuan darah, sampai kematian.
Kolitis alergi yang umumnya juga terjadi pada bayi usia 1 minggu – 3 bulan saat pertama kali diberikan Air Susu Ibu (ASI). Kolitis ini menyebabkan gejala darah dan lendir pada feses, muntah, dan diare. Namun penderita umumnya tidak tampak sakit atau dehidrasi dan pertambahan berat badan dalam batas normal.
Kolitis pseudomembran umumnya memiliki gejala diare yang sangat banyak atau berlendir, rasa tidak nyaman di anus saat BAB, demam, keram perut, dan nyeri perut. Kolitis ini dapat terjadi pada orang dengan konsumsi antibiotik minggu pertama.
IBD umumnya didiagnosis pada anak usia 5 – 16 tahun. IBD merupakan istilah kondisi yang meliputi Chron disease dan kolitis ulserativa. Gejala umumnya perlahan, yaitu gangguan pertumbuhan, penurunan berat badan, diare, nyeri perut, dan perdarahan rektum tersembunyi. Nyeri perut umumnya pada kanan bawah atau sekitar pusar.
Kolitis infeksiosa merupakan kolitis yang disebabkan oleh infeksi, gejala berupa diare dengan darah dan lendir, keram perut, muntah, dan demam.
PENYEBAB
Kolitis nekrotikans umumnya terjadi pada bayi prematur, dimana bakteri pada usus dan pemberian makanan berlebihan memacu terjadinya peradangan usus besar. Kolitis alergi umumnya disebabkan oleh reaksi alergi anak 2 minggu – 1 tahun terhadap susu sapi atau susu kedelai. Kolitis pseudomembran disebabkan infeksi bakteri Clostridium difficile akibat terganggunya bakteri normal usus akibat konsumsi antibiotik (amoksilin dan clindamycin). Penyebab IBD belum diketahui dengan pasti, namun faktor keturunan dan lingkungan berperan. Kolitis infeksiosa yang umumnya terjadi pada anak di atas 1 tahun disebabkkan oleh berbagai bakteri, virus, dan parasit.
PENGOBATAN
Pengobatan enterokolitis nekrotikans antara lain pengurangan asupan makanan, pemberian antibiotik, dan pemberian cairan. Kolitis alergi diatasi dengan menghilangkan protein penyebab alergi dari makanan bayi dan memberikan formula yang mengandung kasein-hidrosilat sebagai sumber protein. Pengobatan kolitis pseudomembran adalah dengan penghentian konsumsi antibiotik dan pemberian metronidazole atau vancomycin. Kolitis infeksiosa diobati dengan pemberian antibiotik yang sesuai dengan bakteri yang menginfeksi. Pengobatan IBD antara lain dengan aminosalisilat, kortikosteroid, imunomodulator, antibiotik, probiotik, dan agen biologis.