Hepatitis berasal dari bahasa Latin, di mana 'hepar' yang berarti hati atau yang dikenal juga sebagai liver, dan '-itis' yang berarti peradangan. Penyebab terjadinya peradangan pada hati atau hepatitis bermacam-macam, salah satunya adalah infeksi karena virus.
Saat ini telah dikenal beberapa virus penyebab peradangan pada hati, yaitu virus A, B, C, D, dan E. Jadi, hepatitis A adalah peradangan pada hati yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis A, begitu juga dengan penyakit hepatitis lainnya (B,C,D,E).
Hepatitis A pertama kali ditemukan pada tahun 1967 dan dapat ditemukan secara global di seluruh dunia, terutama pada negara-negara dengan tingkat kesadaran kebersihan dan sanitasi lingkungan yang masih rendah. Di Indonesia sendiri, penyakit hepatitis A masih dapat ditemukan.
Virus hepatitis A dapat masuk ke dalam tubuh melalui makanan atau minuman yang telah terkontaminasi oleh virus atau melalui kontak langsung dengan penderita. Gejala dari hepatitis A mulai muncul antara 15-50 hari setelah virus pertama kali masuk ke dalam tubuh, di mana rata-rata gejala mulai muncul antara 25-30 hari.
Berat atau ringannya gejala yang diderita bergantung pada umur dari penderita. Sekitar 70% dari anak-anak berusia di bawah 6 tahun yang terinfenksi oleh virus hepatitis A tidak mengalami gejala apapun, dan 30% lainnya hanya menderita gejala ringan. Sedangkan pada orang dewasa, sekitar 70% dari penderita mengeluhkan adanya gejala dan terkadang dapat menjadi berat.
Di dalam tubuh, virus lalu akan berkembang dan bertambah banyak di dalam sel hati dan dalam saluran pencernaan. Setelah itu, virus akan masuk ke dalam saluran empedu dan akan dikeluarkan bersama dengan tinja. Hal tersebut menyebabkan virus dapat ditemukan di dalam tinja, terutama sekitar 2 minggu sebelum munculnya gejala.
Pada anak-anak yang mengeluhkan adanya gejala, umumnya bersifat tidak khas, ringan, dan hanya mengeluhkan gejala yang mirip seperti saat menderita flu, yaitu :
Secara umum, anak tampak sehat dan dapat beraktivitas seperti biasa. Meskipun anak mengeluhkan adanya gejala, namun gejala dengan cepat akan membaik. Oleh karena itu, seringkali orang tua tidak menyadari anaknya menderita hepatitis A.
Namun demikian, tubuh anak yang telah terinfeksi tetap dapat menyebarkan virus melalui tinja yang dikeluarkan dari dalam tubuh dan dapat menginfeksi orang lain. Virus hepatitis A masih dapat ditemukan di dalam tinja hingga 6 bulan walaupun anak tersebut tidak mengeluhkan gejala apapun. Hal ini menyebabkan penyebaran virus dapat terjadi tanpa disadari dan dapat ditularkan ke orang lain lagi.
Pada orang dewasa, gejala yang timbul lebih berat, yaitu:
Pada pemeriksaan fisik dan laboratorium penderita hepatitis A dapat ditemukan:
Karena gejala yang ditimbulkan mirip dengan gejala pada penyakit hepatitis lainnya, maka perlu diperlukan pemeriksaan antibodi spesifik terhadap virus hepatitis lain. Virus hepatitis lain memerlukan penanganan dan pengobatan yang berbeda.
Gejala pada sekitar 1% dari penderita dapat berkembang menjadi sangat berat, seperti perubahan warna kekuningan pada tubuh menjadi sangat cepat dan berat sehingga dapat menyerang ke otak. Apabila telah menyerang otak, penderita dapat tampak kebingungan, kacau dalam bicara, atau kurang responsif saat diajak bicara. Keadaan ini dapat mengancam nyawa dan memerlukan penanganan yang lebih intensif.
Penyebab dari hepatitis A adalah virus hepatitis A yang berasal dari keluarga Picornavirus yang hanya dapat menyerang primata. Virus ini dapat bertahan hidup di tangan manusia, air laut, air bersih, limbah, dan tanah. Selain itu, virus ini juga tahan terhadap udara dingin dan asam, tetapi mati dalam pemanasan di atas 85oC, formalin, dan klorin.
Angka kejadian hepatitis A sudah berkurang dengan drastis, terutama di negara-negara maju karena meningkatnya kesadaran akan kebersihan dan sanitasi lingkungan, serta ditemukannya vaksinasi terhadap hepatitis A. Selain itu, pada negara-negara maju, peraturan yang mengatur tentang makanan dan minuman juga sudah ketat. Sedangkan pada negara-negara miskin dan berkembang, hepatitis A masih merupakan salah satu masalah kesehatan. Virus ini dapat menyebar dengan mudah melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi sehingga dapat menyerang banyak orang dalam waktu yang singkat.
Oleh karena itu, pencegahan terhadap penyakit hepatitis A perlu dilakukan. Hal-hal yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
Vaksinasi hepatitis A dapat mulai diberikan pada anak sejak berusia 2 tahun hingga orang dewasa. Untuk memberikan perlindungan, vaksin diberikan 2 kali dengan jarak vaksin pertama dan kedua antara 6 hingga 12 bulan setelah pemberian vaksin yang pertama kali. Menurut penelitian yang dilakukan, pemberian vaksin ini dapat memberikan perlindungan terhadap penyakit hepatitis A hingga 20 tahun. Vaksin tidak boleh diberikan pada orang-orang yang alergi terhadap kandungan dari vaksin. Hingga saat ini, vaksin hepatitis A bukan merupakan salah satu program vaksin yang disubsidi pemerintah Indonesia.
Pengobatan hepatitis A bersifat suportif, artinya, pengobatan diberikan sesuai gejala yang timbul. Contoh pengobatan suportif adalah, ketika ada penderita mengalami demam, maka diberikan obat penurun demam. Hingga saat ini belum ada pengobatan antivirus yang spesifik untuk penyakit hepatitis A. Untuk pemulihan yang optimal, diperlukan istirahat total. Sering kali penderita yang sudah merasa lebih sehat kembali beraktivitas seperti biasa dan kelelahan sehingga kondisinya kembali menurun.
Umumnya, penderita hepatitis A tidak memerlukan perawatan di rumah sakit. Penderita yang harus dirawat di rumah sakit adalah penderita yang mengalami dehidrasi dan tidak mau makan sehingga akan semakin memperparah kondisinya. Pada kasus penderita yang berat atau menyerang otak juga harus dirawat di rumah sakit secara intensif karena dapat mengancam nyawa.
Perawat penderita juga harus memperhatikan kebersihan dan rajin cuci tangan karena hepatitis A mudah menular, terutama saat mengganti popok. Pada umumnya, orang dewasa yang sehat sudah tidak lagi menularkan virus ini melalui tinja sekitar 2 minggu setelah munculnya gejala pertama kali, akan tetapi pada anak-anak dan orang tua tetap dapat menularkan virus hingga 6 bulan. Hal tersebut perlu diperhatikan agar penyebaran penyakit ini dapat dihentikan.
Sumber : 1. Johnston, L. Hepatitis A and B - A Brief Overview. 2010. 2. Brundage, SC. Fitzpatrick N. Hepatitis A. American Academy of Family Physician. 2006.