Daftar isi
Kata aplasia memiliki arti kegagalan untuk berkembang. Kegagalan ini dapat diartikan sebagai sama sekali tidak ada, tidak sempurna, atau gangguan regenerasi yang normal. Aplasia merupakan penyakit yang jarang terjadi.
Penyebab pasti dari aplasia belum diketahui pasti. Beberapa jenis aplasia didapat akibat infeksi atau pemakaian jenis obat tertentu. Aplasia lainnya merupakan interaksi dari faktor genetik dan faktor lingkungan (terutama penggunaan obat-obatan sembarangan saat kehamilan).
Aplasia dapat menyerang organ atau jaringan tertentu, sehingga gejala yang di timbulkan bergantung organ yang terkena aplasia. Beberapa organ atau jaringan yang dapat terkena aplasia yaitu sumsum tulang, sel darah merah, tulang lengan, kulit, dan testis.
Bila terkena sumsum tulang, akan terjadi penurunan jumlah sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit. Kekurangan sel darah merah menyebabkan pucat, sakit kepala, berdebar-debar, sesak nafas, kelelahan. Trombosit yang turun menyebabkan perdarahan pada gusi dan munculnya bintik merah pada tubuh. Infeksi dan luka pada mulut disebabkan oleh penurunan sel darah putih.
Aplasia yang menyerang sel darah merah hanya menimbulkan anemia dengan gejala pucat, sakit kepala, kelelahan, berdebar-debar, sesak nafas, dan kelelahan.
Pada testis yang terkena aplasia, ukuran testis bias lebih kecil dari normal ataupun berukuran normal. Aplasia pada testis menyebabkan ketidaksuburan karena tidak dapat menghasilkan sperma. Namun aplasia ini tidak menyebabkan gangguan fungsi seksual lainnya.
Tidak adanya kulit pada daerah tertentu (terutama kepala, wajah, badan, anggota gerak) merupakan gejala aplasia yang menyerang kulit. Pada aplasia ini, kelainan terjadi saat masa kehamilan. Akibat tidak adanya kulit pada daerah tersebut maka akan tampak seperti luka.
Aplasia juga dapat menyerang tulang terutama tulang lengan bawah. Akibatnya tidak tumbuh tulang lengan bawah yang sejajar ibu jari (radius) pada lengan kanan dan kiri. Selain itu, tulang yang sejajar jari kelingking (ulna) memendek atau tidak tumbuh juga.
Pengobatan aplasia bertujuan untuk menghilangkan penyebab bila diketahui, mengurangi gejala, dan mencegah komplikasi. Pada aplasia kulit, umumnya dapat menutup sendiri namun menimbulkan bekas. Operasi hanya dilakukan bila daerah yang terbuka cukup luas. Pemberian obat-obatan ditujukan untuk membersihkan dan mencegah terjadinya infeksi.
Pada aplasia sel darah merah, pemberian obat kortikosteroid memberikan respon yang baik. Namun penggunaannya pada anak-anak harus hati-hati karena dapat menimbulkan hambatan dalam pertumbuhan. Bila terjadi anemia yang berat dapat diberikan transfuse darah.
Aplasia pada sumsum tulang merupakan kasus kegawatan karena angka kematian mencapai 70%. Pada aplasia ini, makanan dan aktivitas pasien harus dibatasi agar tidak terpapar risiko infeksi dan mengurangi trauma yang dapat menyebabkan perdarahan. Tranfusi dapat dilakukan untuk meningkatkan jumlah sel darah. Pemberian obat-obatan penekan sistem kekebalan tubuh dapat diberikan. Bila memungkinkan dapat dilakukan donor sumsum tulang utnuk menggantikan sumsum tulang yang rusak.
Pada aplasia testis, belum ditemukan pengobatan yang bermanfaat. Bila pasangan menginginkan keturunan, dapat dilakukan proses bayi tabung.