Chikungunya adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus yang menyebar melalui perantara gigitan hewan Artropoda. Artropoda adalah hewan-hewan dengan tubuh berbuku-buku atau tubuh bersegemen-segmen. Hewan yang menjadi perantara dari virus Chikungunya adalah nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Di Indonesia sendiri, penyebab tersering penyakit ini adalah nyamuk Aedes aegypti, yang juga merupakan perantara untuk penyakit demam berdarah Dengue.
Kata 'Chikungunya' berasal dari salah satu bahasa di Afrika, yaitu bahasa Makonde yang berarti yang membengkok, karena penyakit ini menyebabkan terjadinya perubahan pada sendi sehingga terdapat perubahan pada postur tubuh. Chikungunya pertama kali dikenal pada tahun 1952-1953 di Afrika dan telah menyebar secara luas di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Di indonesia sendiri, penyakit Chikungunya merupakan salah satu penyakit endemis di beberapa daerah.
Virus Chikungunya mulai masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus yang mengandung virus. Sekitar 2-5 hari setelah gigitan nyamuk tersebut, gejala penyakit ini mulai muncul. Gejala penyakit Chikungunya yang dapat ditemukan adalah sebagai berikut:
Penyakit Chikungunya sebenarnya tidak berbahaya dan tidak mengancam nyawa, akan tetapi nyeri hebat pada sendi-sendi yang ditimbulkan menyulitkan untuk bergerak dan melakukan aktivitas sehari-hari. Selain itu, peradangan lama yang terjadi di dalam sendi, dapat mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk asli dari sendi itu sendiri. Perubahan bentuk pada sendi akan semakin mempersulit untuk bergerak dan melakukan aktivitas sehari-hari. Oleh karena itu, diperlukan pengobatan secara komprehensif, agar perubahan pada sendi dapat dicegah. Apabila telah terjadi perubahan pada sendi, pengobatan tetap perlu dilakukan agar tidak bertambah berat.
Penyakit Chikungunya ini telah menjadi salah satu penyakit penyebab terjadinya kecacatan. Pada sendi-sendi yang nyeri dan radang, terutama yang telah terjadi perubahan bentuk kadang perlu untuk dilakukan foto Rontgen untuk menentukan tingkat keparahan dan rencana ke depannya.
Gejala-gejala dari penyakit Chikungunya mirip dengan penyakit demam berdarah Dengue sehingga terkadang akan sulit untuk dibedakan. Akan tetapi, umumnya gejala nyeri pada sendi pada penyakit Chikungunya ditemukan pada semua penderita dan dirasakan jauh lebih hebat daripada yang dirasakan pada penyakit demam berdarah Dengue. Selain itu, perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk dapat membedakan kedua penyakit tersebut secara pasti. Pada demam berdarah, ditemukan kadar trombosit menurun dan antibodi yang positif untuk penyakit demam berdarah Dengue, sedangkan pada penyakit Chikungunya, ditemukan antibodi yang postif untuk penyakit Chikungunya.
Penyakit Chikungunya disebabkan oleh virus Chikungunya. Virus Chikungunya masuk ke dalam genus Alphavirus dan ke dalam keluarga Togaviridae. Untuk dapat menginfeksi manusia, virus Chikungunya hidup di dalam tubuh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Virus masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan kedua nyamuk tersebut. Untuk mencegah terjadinya penyakit Chikungunya ini, penting untuk menciptakan lingkungan yang sulit bagi kedua jenis nyamuk ini untuk berkembang biak dan melakukan hal-hal yang dapat mencegah gigitan nyamuk.
Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus mulai mengigit dari pagi hingga sore hari. Pada kedua nyamuk tersebut terdapat tanda khas yang dapat digunakan untuk membedakan nyamuk ini dengan nyamuk lain, yaitu bintik-bintik putih yang terdapat pada tubuh dan kakinya. Untuk dapat berkembang biak, kedua nyamuk tersebut membutuhkan genangan air yang jernih untuk meletakkan telurnya. Contoh tempat-tempat yang dapat digunakan adalah genangan air hujan, kaleng-kaleng bekas, pot atau vas bunga untuk tanaman, penampungan air, dispenser, dll. Setelah itu, telur lalu menetas dan menjadi nyamuk dewasa. Apabila nyamuk ini menggigit penderita penyakit Chikungunya, maka virus akan masuk ke dalam tubuh nyamuk. Nyamuk yang mengandung virus Chikungunya dapat menyebarkan virus ini ke orang lain lagi.
Penyakit Chikungunya merupakan salah satu penyakit yang dapat menyebabkan kecatatan. Kecacatan disebabkan oleh perubahan sendi akibat proses peradangan di dalam sendi dalam jang waktu lama. Oleh karena itu, penting sekali untuk melakukan pencegahan. Untuk pencegahan penyakit Chikungnya, dapat dilakuan hal-hal sebagai berikut ini:
Hingga saat ini, belum ada pengobatan antivirus spesifik yang dapat digunakan untuk mengobati penyakit Chikungunya. Obat-obat yang diberikan bersifat suportif, artinya, pengobatan diberikan sesuai gejala yang timbul oleh pasien. Contohnya apabila penderita mengalami nyeri pada sendi, maka dapat diberikan obat-obat penghilang nyeri dan obat-obat anti radang.
Apabila menderita penyakit Chikungunya, maka gigitan nyamuk yang baru pada penderita harus dicegah, karena virus yang ada di dalam tubuh penderita dapat ditularkan ke orang lain melalui gigitan nyamuk baru tersebut ke orang berikutnya. Bagi yang akan merawat penderita, perlu diingat bahwa nyeri pada sendi-sendi yang dirasakan hebat sehingga penderita memerlukan bantuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari, bahkan mungkin juga untuk berjalan.
Hingga saat ini, masih dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap vaksin yang dapat digunakan untuk mencegah penyakit ini. Diharapkan dengan ditemukannya vaksin ini dapat mengeradikasi penyakit Chikungunya.
Sumber 1. Birendra, VK. Vishwabhan, S. Uttam, J. A Review on Chikungunya Virus. International Research Journal of Pharmacy. 2012 2. Cavrini, F. Gaibani, P. Pierro, AM. Chikungunya : An Emerging and Spreading Arthropod-borne Viral Disease. 2009.