Daftar isi
Bisul adalah suatu penyakit infeksi akut yang dimulai pada folikel (kantung) rambut dan sekitarnya, berbentuk bulat, nyeri, berbatas tegas, dan berakhir dengan adanya nanah di tengah. Radang pada jaringan penyambung pada kulit yang lebih dalam kadang dapat terjadi sebelum atau bersamaan dengan bisul.
Penyakit ini jarang ditemui pada anak-anak, namun meningkat risiko terkena setelah masa puber / pubertas. Bisul ini pada dasarnya merupakan penyakit yang dapat sembuh sendirinya, namun beberapa bisul dapat menetap (disebut sebagai kasus kronis) atau berulang yang dapat bertahan bulan hingga tahunan. Sebagian besar pasien dengan bisul yang berulang bahkan memiliki sistem imun yang baik.
Merupakan massa yang awalnya kecil (yaitu kurang dari atau sama dengan 5 cm), kemerahan, berbentuk kerucut, nyeri, berbatas tegas, yang meluas kira-kira sampai berdiameter 1-2 cm. Tak lama kemudian, dengan cepat massa berfluktuasi, melunak, serta berisikan nanah dan jaringan mati di dalamnya, lalu dapat terus menetap di dalam kulit dan terserap tubuh atau memecah keluar. Nyeri menjadi lebih berat ketika sudah terdapat material nanah pada bisul.
Massa ini dapat berlokasi di manapun, namun area yang sering bergesekan atau terkena gesekan atau benturan kecil lebih rentan. Beberapa bagian tersebut misalnya di bawah ikat pinggang, paha bagian depan, bokong, ketiak, pinggang, tengkuk, dan leher. Lokasi seperti leher dan di liang telinga luar merupakan lokasi yang paling nyeri jika terdapat bisul karena nanah tidak dapat meluas, sehingga tekanan di dalam bisul tersebut menjadi tinggi.
Biasanya bisul tidak disertai gejala lain seperti demam, pegal-pegal, dan sebagainya. Akan tetapi, bila terdapat beberapa bisul yang berkelompok menjadi satu pada satu lokasi, keadaan akan berbeda karena bisa didapatkan gejala lain seperti tidak enak badan, demam, atau menggigil. Titik di mana bisul tersebut pecah biasanya akan meninggalkan parut / bekas / goresan (habiff).
Beberapa penyakit dapat memberikan gambaran yang mirip dengan bisul. Struktur yang paling sering disalahartikan dengan bisul adalah kista epidermal yang pecah. Kista epidermal merupakan pembengkakan pada jaringan tubuh yg di dalamnya berongga dan berisi cairan. Rongga ini dapat pecah dengan sendirinya dan mengeluarkan benda putih amorf ke lapisan kulit dermis (di bawah epidermis). Benda putih amorf ini memicu suatu reaksi peradangan, sehingga terbentuk suatu pernanahan di mana tidak ditemukan adanya kuman / mikroorganisme di dalamnya). Sebagai bentuk penanganan, diperlukan pembedahan kecil untuk mengeluarkan materi di dalam kista tersebut. Akan tetapi, pada sebagian besar kasus, dinding dari kista tersebut tidak dapat ikut dibuang karena sudah menempel dengan dermis. Pengobatan dengan antibiotik jarang diperlukan.
Bakteri Staphylococcus aureus merupakan penyebab yang tersering. Secara normal, bakteri ini terdapat pada kulit hidung dan sekitar kemaluan. Ada bukti yang menyatakan bahwa ujung hidung merupakan tempat utama dari bakteri ini sebelum menyebar dan menyebabkan infeksi pada kulit bagian tubuh lain. Infeksi oleh bakteri ini berawal di folikel rambut, lalu dalam waktu lama dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya.
Integritas (kualitas) permukaan kulit sebagai benteng pertahanan terhadap bakteri ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti iritasi, tekanan, gesekan, keringat, radang kulit, bercukur, dan faktor yang akan dijelaskan lebih lanjut. Jika integritas ini terganggu, bakteri ini dapat masuk ke bagian dalam kulit dan menimbulkan terjadinya infeksi. Bakteri ini dapat berpindah dari bagian atau tempat yang paling banyak menyentuh bagian tubuh lainnya, seperti tangan yang tidak bersih memegang daerah dengan integritas kulit yang kurang.
Berbagai faktor yang mempermudah seseorang terinfeksi oleh bakteri ini antara lain: peminum alkohol berat, kurang nutrisi, tingkat kebersihan yang buruk, kulit yang berminyak, riwayat jerawat dan ketombe, gangguan daya tahan tubuh dan kondisi-kondisi di mana daya tahan tubuh menurun, seperti diabetes melitus atau AIDS.
Selain itu, pasien yang memiliki kencederungan untuk berkeringat berlebih juga lebih mudah terkena bakteri ini, terutama pada daerah yang tertutup pakaian seperti paha dan bokong.
Kebanyakan bisul dapat sembuh dengan sendirinya dan memberikan respon baik terhadap kompres hangat yang dapat memberikan sensasi nyaman dan membuat titik nanah menjadi terlihat lebih jelas.
Jika hanya ada beberapa buah bisul, pengobatan cukup dilakukan dengan cara mengoleskan antibiotik / salep. Jika terdapat banyak bisul, maka dapat diberikan kombinasi antibiotik oles dan minum dengan dosis yang bergantung pada beratnya penyakit. Jika sudah terlihat ada titik nanah yang jelas, nanah baru dapat dikeluarkan. Akan tetapi, jika bisul baru timbul atau terlihat sangat meradang, pengeluaran nanah dari bisul harus dihindari. Kompres hangat harus terus diaplikasikan pada bisul ini hingga bisul matang.
Bisul yang berlokasi pada liang telinga luar, bibir atas, hidung baru dapat diobati jika terapi dengan antibiotik gagal dalam mengecilkan atau menghilangkan bisul. Pada kasus ini, antibiotik oles (Bactroban®) dapat diberikan sebagai tambahan dari pemberian antibiotik minum. Kompres hangat tentunya juga masih menjadi terapi tambahan pada kasus ini.
Bila terjadi bisul berulang, maka penyebabnya perlu dicari tahu seperti diabetes melitus. Hal yang paling penting untuk mencegah kasus bisul berulang adalah menghindari autoinokulasi. Permukaan kulit di lokasi yang ada bisulnya dapat menjadi sumber bakteri, terlebih jika terdapat luka kecil atau radang. Pengobatan pada kasus ini memerlukan evaluasi lebih lanjut dan pilihan terapi yang berbeda.
Pada kasus bisul yang sering berulang, tidak respon terhadap pengobatan konvensional, bisul pada pasien dengan gangguan daya tahan tubuh, kadang diperlukan pengambilan sampel baik darah maupun dari bisul tersebut. Sampel ini perlu diperiksa dan dikultur di laboratorium untuk pengobatan yang lebih tepat karena biasanya bisul ini disebabkan oleh jenis bakteri yang sudah tahan terhadap pengobatan biasa. Pemberian Bactroban® oles pada ujung hidung selama 5 hari dan mandi dengan sabun antiseptik dapat mencegah terjadinya kejadian berulang.
Selain pengobatan di atas, penting juga untuk tetap menjaga kebersihan tubuh dan jari dengan mencuci setiap hari dengan sabun. Handuk, pakaian juga harus diganti setiap hari. Penutup bisul harus dijaga pula kebersihannya dengan menggantinya secara teratur. Kebiasaan mengupil sebaiknya dihindari.
SUMBER Dorland’s Illustrated Medical Dictionary 32nd Edition. Elsevier. 2012. Habif TP. Furuncles and Carbuncles dalam A Color Guide To Diagnosis and Therapy – Clinical Dermatology 4th Edition. Chile : Mosby. 2004. James WD, Berger TG, Elston DM. Chapter 14 : Bacterial Infections dalam Andrew’s Diseases of the Skin – Clinical Dermatology 11th Edition. China : Elsevier. 2011. Wolff K, Johnson RA. Section 22 : Bacterial Infection Involving the Skin dalam Fitzpatrick’s Color Atlas and Synopsis of Clinical Dermatology 5th Edition. USA : McGrawHill. 2007. Hall JC, Chapter 21 : Dermatologic Bacteriology dalam Sauer’s Manual of Skin Diseases 9th Edition. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins. 2006. Mansjoer A, Suprohaita, Wardhani WI, Setiowulan W. Bab 10 : Pioderma dalam Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid Kedua. Jakarta : Media Aesculapius FKUI. 2000.