Rekonstruksi payudara adalah pembentukan payudara buatan dengan teknik bedah plastik pada wanita yang telah menjalani pengangkatan payudara (mastektomi) karena kanker atau penyakit payudara lain. Fungsi rekonstruksi adalah membentuk ulang payudara yang tampak alami dan simetris serta mempertahankan kualitas hidup penderita.
Rekonstruksi payudara dapat dilakukan dengan cara implan atau flap jaringan. Implan adalah penanaman bahan tertentu sebagai isi payudara. Implan dapat berupa implan silikon yang berisi cairan steril atau berisi gel silikon. Metode flap Jaringan menggunakan jaringan dari perut, punggung, paha, atau bokong untuk membentuk kembali payudara. Secara umum, metode flap menghasilkan payudara buatan yang lebih menyerupai jaringan tubuh penderita. Payudara buatan dengan flap dapat membesar atau mengecil sesuai dengan pertambahan atau penurunan berat badan.
Secara umum, penyakit umum yang dapat menyerang payudara antara lain:
Mastitis dapat terjadi akibat trauma, pembendungan air susu, stimulasi hormon, infeksi dan penyakit autoimun. Infeksi dapat berupa infeksi bakteri, tuberkulosis, atau sifilis. Gejala berupa payudara yang membengkak, merah, nyeri, serta disertai demam.
Penyakit ini berupa benjolan pada payudara jinak yang umumnya berkaitan dengan siklus menstruasi.
Kondisi abnormal puting antara lain keluarnya cairan dari puting, puting yang tertanam (inverted nipple), dan puting tambahan. Cairan dari puting terdiri dari beberapa tipe dan dapat menunjukkan kemungkinan penyebab: warna putih keruh pada galaktorea (keluarnya air susu spontan yang tidak berkaitan dengan kehamilan); jernih pada kehamilan; merah pada infeksi, papiloma intraduktal, atau kanker payudara; putih – kekuningan, kuning, atau hijau pada infeksi bakterial dengan nanah.
Tumor jinak payudara umumnya ditemukan pada wanita muda, berupa fibroadenoma. Fibroadenoma mamae (FAM) adalah benjolan padat, bulat dan kenyal yang mudah digerakkan. Kanker payudara ditemukan pada wanita berusia lebih tua, berupa benjolan keras yang tidak mudah digerakkan, disertai tanda lain seperti pembesaran payudara, tertariknya puting dan kulit ke dalam, cairan puting kemerahan, perubahan warna dan tekstur puting dan kulit, serta kemerahan di sekitar puting.
Gangguan yang dapat terjadi setelah rekonstruksi payudara antara lain:
Pada metode flap, dapat terjadi kerusakan pada daerah jaringan donor, seperti kerusakan otot, hernia, atau kelemahan
Menjaga payudara agar tetap sehat sangat penting. Cara – cara untuk mejaga payudara tetap sehat antara lain: menjaga berat badan ideal, olah raga teratur, menghindari konsumsi alkohol berlebih, mengkonsumsi sayur dan buah, dan melakukan pengecekan payudara rutin. Semua wanita disarankan melakukan pengecekan payudara sendiri minimal setiap 3 tahun. Untuk wanita di atas 40 tahun, disarankan menjalani pemeriksaan mamografi setiap 1 – 2 tahun.
Wanita yang telah menjalani rekonstruksi payudara juga perlu memeriksakan payudara dengan rutin, yaitu dengan pemeriksaan payudara sendiri, USG, atau MRI sesuai petunjuk dokter.