Cedera otot merupakan kerusakan pada struktur di dalam otot. Otot merupakan jaringan untuk pergerakan aktif yang terdiri dari serat-serat dan dibungkus dengan selaput. Cedera ini sering terjadi, terutama pada orang yang terlibat dalam olahraga. Pada olahraga yang ekstrem, otot bekerja keras untuk berkontraksi dan mencapai titik dimana terjadi robekan pada otot.
Cedera otot yang terjadi dapat meliputi otot yang tertarik atau robek. Pada cedera yang parah dapat terjadi perdarahan didalam dan putusnya otot.
Cedera otot terjadi saat terjadi tekanan atau stress pada otot dimana otot tidak mampu menahannya. Ketidakmampuan otot dapat disebabkan oleh otot yang tidak siap untuk menerima tekanan, melebihi kekuatan otot tersebut, dan otot terlalu sering digunakan. Beberapa faktor risiko yang meningkatkan kejadi cedera otot meliputi aktivitas atletik (berlari, melompat, dan mengangkat beban), otot yang tegang, kelelahan, aktivitas berlebihan, dan cuaca dingin.
Gejala pada cedera otot berupa nyeri yang segera timbul saat melakukan aktivitas fisik berat. Nyeri semakin hebat bila otot tersebut dipaksakan untuk digunakan. Daerah tersebut menjadi bengkak dan keras. Bila terjadi perdarahan didalam maka akan timbul memar.
Gejala tidak hanya terjadi saat aktivitas namun juga dapat muncul keesokan hari setelah beraktivitas. Timbul rasa nyeri pada otot yang digunakan, disertai otot menjadi keras dan keterbatasan gerakan. Nyeri dapat berupa nyeri yang tumpul (tidak dapat ditunjuk dengan pasti lokasi nyeri) atau nyeri tajam, seperti tertusuk jarum (dapat ditunjuk oleh pasien lokasi pasti nyeri).
Penanganan cedera otot meliputi PRICE (Protection, Rest, Ice, Compression, and Elevation):
Pada daerah yang terkena cedera diberikan perlindungan agar terhindar dari kerusakan lebih lanjut.
Otot yang cedera harus diistirahatkan untuk mempercepat penyembuhan. Penggunaan yang dipaksakan mengakibatkan kerusakan yang lebih parah.
Penggunaan es ditujukan untuk beberapa hari pertama (3 hari pertama sejak cedera) untuk mengurangi reaksi peradangan. Es dilapisi dengan handuk atau kain dan ditempelkan pada bagian yang cedera. Tidak boleh menempelkan langsung es dengan kulit.
Untuk mencegah pembengkakan yang hebat dapat dilakukan kompresi dengan menggunakan stoking. Namun tidak boleh terlalu ketat karena dapat menyebabkan penekanan pada pembuluh darah dan saraf.
Bila cedera terjadi pada daerah kaki, maka posisi kaki dinaikkan agar lebih tinggi dari posisi jantung saat berbaring. Hal ini dilakukan untuk mengurangi pembengkakan.
Bila nyeri tidak tertahankan penggunaan bat-obatan NSAID (non-steroidal anti inflammatory) dapat membantu mengurangi nyeri dan peradangan yang timbul.
Mencegah lebih baik dari mengobati, maka dari itu ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah cedera otot: