Rabdomiolisis merupakan suatu kumpulan-kumpulan gejala yang berpotensi mengancam nyawa, yang disebabkan adanya gangguan dalam sel-sel otot sehingga mengakibatkan kerusakan pada otot-otot rangka tersebut dan pelepasan zat-zat dalam sel-sel otot ke dalam aliran darah. Zat-zat dalam sel-sel otot tersebut adalah enzim-enzim, elektrolit seperti kalium, fosfat dan purin.
Rabdomiolisis memiliki banyak penyebab, yang dapat dibagi menjadi penyebab secara fisik dan non-fisik. Penyebab fisik biasanya kelainan yang didapat, sedangakn penyebab non-fisik biasanya merupakan kelainan yang diturunkan. Penyebab paling sering pada dewasa adalah konsumsi obat-obatan, trauma, kejang dan imobilisasi dalam jangka waktu lama (tidak ada aktivitas sama sekali, seperti pada pasien stroke yang hanya dapat berbaring di tempat tidur dalam waktu lama). Sedangkan penyebab [aling sering pada anak-anak adanya infeksi virusd pada otot, trauma, gangguan jaringan penyambung (kelainan yang diturunkan/genetik), latihan fisik yang berlebihan, dan overdosis obat.
Yang termasuk penyebab fisik:
Yang termasuk penyebab non-fisik:
Gejala klinis yang muncul dapat bervariasi, tergantung penyebab rabdomiolisis, bervariasi dari gejala yang ringan sampai berat yang bahkan dapat mengancam nyawa. Gejala khas yang timbul adalah pegal-pegal, bengkak pada otot, kaku otot, kram dan nyeri otot, kelemahan pada tubuh, perubahan warna pada otot yang terkena serta urin yang berwarna seperti air teh. Gejala pada otot yang timbul dapat menyeluruh atau terjadi secara lokal pada otot yang spesifik. Otot yang paling sering terkena adalah otot paha, betis dan otot pinggang. Namun gejala khas tersebut hanya terjadi pada 10% pasien saja. Sedangkan lebih dari setengah kasus tidak mempunyai gejala khas, bahkan tidak mengeluhkan adanya nyeri otot atau kelemahan pada otot. Gejala sistemik yang dapat timbul adalah demam, kelemahan tubuh, mual dan muntah. Pasien dapat pula menunjukkan tanda-tanda dehidrasi dan denyut jantung yang cepat. Pada gejala yang berat dapat ditemukan penurunan kesadaran bahkan sampai koma.
Pada pemeriksaan laboratorium, kadar kreatinin kinase meningkat lima kali lipat dibandingkan kadar normal. Kreatinin kinase merupakan zat yang dilepaskan saat terjadi kerusakan pada otot. Selain itu pada pemeriksaan urin, ditemukan mioglobin (protein dalam otot) dalam kadar yang melebihi normal. Adanya mioglobin dalam urin dalam jangka waktu tertentu, dapat merusak ginjal bahkan dapat menyebabkan gagal ginjal. Ditemukan pula gangguan pada elektrolit, seperti kadar kalium yang meningkat (hiperkalemia) yang dapat berpotensi mengakibatkan gangguan irama jantung bahkan dapat mengakibatkan henti jantung.Selain itu ditemukan pula peningkatan kadar fosfat dan enzim hati, serta penurunan kadar kalsium.
Karena rabdomiolisis merupakan suatu gangguan yang gawat darurat dan berpotensi mengancam nyawa, terapi yang diberikan harus ada di dalam pengawasan rumah sakit. Tindakan pertama yang dilakukan adalah evaluasi kesadaran pasien, pernafasan dan sirkulasi darah pasien, kemudian dilakukan pemberian carian melalui infus. Setelah itu, koreksi gangguan elektrolit dan metabolik yang terjadi sambil dicari penyebab rabdomiolisis, seperti perbaiki keadaan yang dapat meningkatkan produksi panas tubuh dan eliminasi obat-obatan atau toksin yang menjadi penyebab rabdomiolisis.