Kelenjar pituitari atau hipofisis merupakan struktur yang terletak di dasar tulang tengkorak, tepatnya pada sella turcica diatas sinus sphenoid dan dengan berat sekitar 1 gram. Struktur ini terdiri dari 2 bagian yang memiliki fungsi dan perkembangannya masing-masing : bagian depan yang memiliki fungsi kelenjar atau yang sering disebut adenohipofisis, dan bagian belakang yang merupakan bagian sistem saraf atau yang sering disebut neurohipofisis. Kedua bagian ini dihubungkan oleh struktur yang disebut dengan infundibulum.
Neurohipofisis terdiri dari kumpulan-kumpulan sel glia dan pembuluh darah kapiler. Bagian ini tidak menghasilkan hormon, tetapi sebagai tempat penyimpanan dan tempat pengeluaran hormon yang dihasilkan oleh hipotalamus, yaitu hormon antidiuretik (vasopressin) dan oksitosin. Kedua hormon ini mencapai pituitari bagian belakang melalui jalur saraf, sebuah proses yang disebut sebagai neurosekresi yang kemudian dilepaskan ke peredaran darah. Oksitosin bekerja pada otot polos seperti otot-otot rahim yang membuat terjadinya kontraksi / pemendekan otot rahim saat persalinan. Vasopressin bekerja pada tubulus pengumpul ginjal dengan meningkatkan penyerapan kembali air ke dalam tubuh, sehingga membantu meningkatkan tekanan darah secara tidak langsung melalui peningkatan volume darah.
Adenohipofisis terdiri dari kumpulan sel-sel kelenjar di antara pembuluh darah kapiler yang luas. Pengeluaran hormon dari kelenjar pituitari bagian depan ini bergantung oleh aksi dari hypothalamic releasing hormones yang dihasilkan oleh hipotalamus yang mencapai ke struktur ini melalui peredaran darah. Beberapa hormon dari kelenjar pituitari bagian depan bekerja langsung pada organ target mereka seperti : hormon pertumbuhan yang menstimulasi pertumbuhan tubuh, hormon prolaktin yang menstimulasi pembentukan dan sekresi air susu.
Hormon lain yang dihasilkan kelenjar pituitari bagian depan bekerja dengan menstimulasi kelenjar hormon lain untuk mengeluarkan hormon yang kemudian bekerja pada organ target. Contoh hormon-hormon tersebut adalah follicle-stimulating hormone (FSH), luteinizing hormone (LH), adrenocorticotropic hormone (ACTH), thyroid-stimulating hormone (TSH). FSH dan LH merupakan hormon yang menstimulasi kelenjar reproduksi wanita dan pria yang dapat menyebabkan pematangan sperma dan ovum. ACTH menstimulasi korteks adrenal, dan TSH menstimulasi kelenjar tiroid untuk mensekresikan hormon tiroid.
Kekurangan hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pituitari bagian belakang dapat menyebabkan penyakit diabetes insipidus (berbeda dengan diabetes melitus). Kekurangan hormon vasopressin dapat menyebabkan kurangnya penyerapan kembali air, sehingga volume urin yang dikeluarkan sangat berlebihan hingga mencapai 15-30 liter per hari. Kelebihan hormon vasopressin dapat meningkatkan penyerapan air yang selanjutnya dapat menyebabkan hipertensi.
Kekurangan hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pituitari bagian depan dapat menyebabkan penyakit sesuai dengan hormon yang berkurang. Kekurangan ACTH dapat menyebabkan insufisiensi adrenokortikal, kekurangan TSH dapat menimbulkan gejala hipotiroid. Kekurangan FSH dan LH dapat menyebabkan gangguan yang berkaitan dengan sistem reproduksi seperti tidak menstruasi, impotensi, berkurangnya libido, dsb. Kekurangan hormon pertumbuhan dapat menyebabkan anak menjadi kerdil.
Aktivitas yang berlebihan oleh kelenjar pituitari biasanya disebabkan oleh tumor pada kelenjar pituitari yang biasanya dapat menyebabkan peningkatan hormon pertumbuhan, secara spesifik. Kelainan yang ditimbulkan sesuai dengan waktu terjadinya tumor ini. Jika tumor ini terjadi sebelum pertumbuhan berhenti, gejala yang terjadi adalah tubuh raksasa (gigantisme). Akan tetapi, jika tumor ini terjadi setelah pertumbuhan berhenti, bagian tubuh tertentu saja (seperti : hidung, dagu, jari-jari tangan dan kaki) yang mengalami pertumbuhan tidak normal (akromegali).
Kelainan yang dapat menyebabkan aktivitas tidak normal dari kelenjar pituitari adalah tumor kelenjar pituitari yang biasanya tidak ganas. Sampai saat ini belum ada pedoman untuk mencegah terjadinya tumor kelenjar pituitari. Akantetapi, jika salah satu anggota keluarga memiliki riwayat tumor ini, dapat memeriksakan diri ke dokter untuk mengevaluasi risiko pada diri sendiri. Kelainan lain yang diakibatkan oleh kelebihan atau kekurangan hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pituitari diobati sesuai dengan kelainan masing-masing.
SUMBER Dorland’s Illustrated Medical Dictionary 32nd Edition. Elsevier. 2012. Faller A, Schunke M, Schunke G. Chapter 7 : The Endocrine System dalam The Human Body-An Introduction to Structure and Function. New York : Thieme. 2004. McCoy K. Pituitary Adenoma diunduh dari : http://www.med.nyu.edu/content?ChunkIID=96789.