Paru – paru dibungkus oleh suatu selaput yang disebut pleura. Di antara jaringan paru dan selaput ini terdapat sebuah ruang berisi cairan yang berfungsi sebagai pelumas gerakan paru dalam proses pernapasan. Cairan pada ruangan tersebut kurang – lebih sebanyak 0.13 mL/kg berat badan, yaitu hasil dari keseimbangan antara tekanan cairan di pembuluh darah dan sistem pembuangan cairan di saluran getah bening. Adanya cairan abnormal pada ruang tersebut disebut sebagai efusi pleura. Efusi pleura dapat terjadi akibat peningkatan produksi cairan atau penurunan pembuangan cairan pleura. Cairan abnormal dapat berupa cairan pleura dalam jumlah banyak (hidrotoraks), darah (hematotoraks), cairan getah bening (kilotoraks), atau nanah (empiema).
Gejala klinis efusi pleura bervariasi dan seringkali bergantung pada penyakit yang mendasari. Gejala yang paling sering ditemui adalah sesak napas, batuk, dan nyeri dada. Batuk pada penderita efusi pleura umumnya ringan dan tidak berdahak. Nyeri dada disebabkan oleh iritasi pleura, dapat bersifat ringan sampai berat, dirasakan sebagai nyeri yang tajam, dan memburuk dengan tarikan napas dalam (nyeri dada pleuritik). Nyeri dapat menyebar ke bahu di sisi yang sama atau perut bagian atas.
Adanya gejala lain menujukkan penyakit yang mendasari efusi pleura. Pembengkakan tungkai, sesak saat berbaring, dan riwayat terbangun tiba – tiba karena sesak merupakan gejala gagal jantung. Tuberkulosis paru menyebabkan gejala keringat malam, demam, batuk darah, dan penurunan berat badan. Batuk darah juga dapat ditemui pada keganasan, gangguan saluran napas, dan kematian jaringan paru. Efusi pleura pada radang paru – paru (pneumonia) menimbulkan gejala demam, batuk berdahak, dan sesak napas.
Cairan efusi pleura dapat berupa transudat atau eksudat. Cairan transudat disebabkan oleh kebocoran cairan ke rongga pleura yang disebabkan peningkatan tekanan di pembuluh darah atau penurunan kadar protein darah. Penyebab yang sering menyebabkan terbentuknya cairan transudat antara lain gagal jantung, pengerasan hati, penurunan kadar protein darah, sindrom nefrotik, dan sindrom Meig.
Cairan eksudat disebabkan oleh tersumbatnya pembuluh darah atau pembuluh limfe. Beberapa penyebab yang sering menyebabkan terbentuknya cairan eksudat adalah kanker, infeksi, trauma, kematian jaringan paru, emboli paru, radang pankreas, robekan esofagus, dan tuberkulosis.
Tujuan pengobatan adalah menghilangkan cairan di ruang pleura, mencegah terbentuknya kembali cairan abnormal, dan mengobati penyakit dasar. Cairan di ruang pleura perlu dikeluarkan dengan jarum (torakosentesis) dan atau selang drain jika volume cairan besar, menyebabkan tekanan tinggi pada rongga dada serta menimbulkan masalah pernapasan. Pada efusi pleura berulang dapat dilakukan pleurodesis, yaitu penutupan ruang pleura dengan obat – obatan (talk, bleomycin, tetrasiklin, doksisiklin) atau tindakan bedah. Penyakit dasar harus diobati untuk mencegah terulangnya efusi pleura.