Daftar isi
Ensefalitis adalah peradangan pada jaringan otak setempat (lokal) atau seluruhnya (difus). Ensefalitis berbeda dengan meningitis (radang selaput otak) dalam hal penyebab dan proses terjadinya penyakit. Namun, ensefalitis sering disertai oleh peradangan selaput otak sehingga disebut sebagai meningoensefalitis. Istilah ensefalitis mengacu pada peradangan otak yang umumnya disebabkan oleh infeksi virus.
Gejala ensefalitis akut bervariasi. Gejala awal pada orang dewasa berupa demam, nyeri kepala, mual dan muntah, dan nyeri otot yang berlangsung selama beberapa hari. Gejala klasik ensefalitis antara lain perubahan perilaku atau kepribadian, nyeri atau kaku leher, nyeri kepala, silau, penurunan kesadaran, dan kejang. Pada anak, gejala berupa demam, muntah, rewel, ubun – ubun menonjol, menangis terus – menerus dan lebih buruk jika digendong. Gejala spesifik pada ensefalitis yang disebabkan oleh virus Epstein – Barr, cytomegalovirus, campak dan virus mumps adalah bercak kemerahan, pembesaran kelenjar getah bening, pembesaran hati, limpa, dan kelenjar liur.
Sebagian besar ensefalitis disebabkan oleh infeksi virus. Berbagai macam jenis virus dapat menjadi penyebab, antara lain virus herpes simpleks, cytomegalovirus, virus varisela – zoster, virus Epstein – Barr, virus campak, virus mumps, dan viru rubela. Paparan terhadap virus dapat terjadi melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi, gigitan nyamuk atau serangga lain, titik – titik air liur (droplet) dari orang yang menderita infeksi virus, dan kontak kulit.
Ensefalitis juga dapat disebabkan oleh hal lain seperti infeksi bakteri, parasit, atau jamur; reaksi alergi; dan penyakit autoimun. Bakteri penyebab sifilis, tuberkulosis, dan penyakit Lyme dapat menyebabkan ensefalitis. Ensefalitis akibat jamur dan parasit umumnya ditemukan pada penderita penyakit gangguan sistem imun. Ensefalitis alergi dapat terjadi akibat reaksi imun terhadap vaksinasi. Ensefalitis autoimun terjadi 2 – 3 minggu setelah infeksi virus ringan di organ lain, dimana sistem imun tubuh menyerang jaringan otak sendiri karena adanya kemiripan struktur jaringan otak dengan struktur virus tertentu.
Pengobatan ensfalitis adalah pemberian obat sesuai gejala dan sesuai penyebab. Untuk ensefalitis virus, diberikan obat anti-virus dan kortikosteroid. Anti-virus yang diberikan adalah asiklovir selama 14 – 21 hari, bertujuan untuk meringankan gejala, mencegah komplikasi, dan mencegah timbulnya gejala sisa. Kortikosteroid yang diberikan adalah deksametason, digunakan untuk mengurangi peradangan. Ensefalitis bakteri diobati dengan pemberian antibiotik sesuai penyebab, ensefalitis parasit dan jamur juga diobati dengan obat anti-parasit dan anti-jamur.