Daftar isi
Sel darah merah, atau yang disebut juga dengan eritrosit, adalah sebuah sel yang berada di dalam darah dan mengandung hemoglobin. Kandungan hemoglobin dalam sel ini menyebabkan warna kemerahan sehingga disebut sebagai sel darah merah.
Eritrosit merupakan sel darah dengan jumlah paling banyak. Setiap 1 mililiter darah mengandung sekitar 5 juta sel darah merah. Sel ini memiliki bentuk datar seperti piringan dengan cekungan di tengah-tengah sel atau disebut bikonveks. Selain bentuknya yang bikonveks, eritrosit memiliki kelenturan yang luar biasa. Diameter dari sel dapat berkurang hingga 50% sehingga mampu melewati pembuluh darah yang kecil (kapiler).
Sel darah merah memiliki waktu hidup sekitar 120 hari. Saat mencapai akhir waktu hidupnya, sel darah merah akan dipecah di limpa dan zat besi didalamnya akan digunakan lagi untuk membentuk sel darah merah baru. Eritrosit dibentuk di sumsum tulang, berada di rongga dalam tulang, melalui proses eritropoesis.
Sel darah merah memiliki fungsi utama sebagai pengangkut gas darah dari paru-paru ke seluruh tubuh atau sebaliknya. Oksigen yang dihirup akan masuk paru-paru dan kemudian dibawa oleh sel dareah merah ke seluruh tubuh. Sementara gas karbon dioksida yang ada diseluruh tubuh akan dibawa kembali ke paru-paru untuk nantinya dikeluarkan saat kita membuang nafas. Bentuk biconveks eritrosit sangat menunjang fungsi utamanya tersebut karena memperbesar luas permukaan sel.
Hemoglobin merupakan zat didalam eritrosit yang berfungsi untuk mengikat oksigen. Hemoglobin mengandung zat besi yang akan berwarna kemerahan saat mengikat oksigen, dan akan berwarna gelap saat tidak mengikat oksigen. Sehingga kekurangan zat besi dapat mengakibatkan gangguan pada pembentukan hemoglobin.
Kelainan pada sel darah merah dapat berupa kelainan jumlah, bentuk, atau komposisi hemoglobin. Kekurangan sel darah merah menimbulkan penyakit anemia. Anemia dapat disebabkan beberapa hal seperti kekurangan nutrisi (zat besi atau vitamin B12), gangguan sumsum tulang dalam pembentukan eritrosit, gagal ginjal, perdarahan, atau eritrosit yang mudah pecah. Anemia menyebabkan oksigen yang diedarkan di seluruh tubuh berkurang sehingga tubuh terasa mudah lelah.
Berlawanan dengan anemia adalah polisitemia. Pada polisitemia jumlah eritrosit berlebihan sehingga kekentalan darah meningkat. Kekentalan yang meningkatkan mengakibatkan darah sulit mengalir (oksigen sulit diedarkan), meningkatkan kerja jantung dan tekanan darah, serta mudah terjadi penyumbatan pembuluh darah.
Salah satu kelainan bentuk sel darah merah adalah anemia sel sabit. Pada penyakit ini, sel darah merah berbentuk seperti bulan sabit. Bentuk ini menyebabkan sel rapuh dan mudah pecah, serta mudah menempel satu sama lain membentuk sumbatan. Namun pada orang dengan anemia sel sabit akan terlindung dari penyakit malaria.
Talasemia merupakan penyakit akibat gangguan komposisi hemoglobin. Sel darah merah tidak dapat menjalankan fungsi dengan baik dan memiliki waktu hidup yang lebih pendek. Talasemia merupakan penyakit yang diturunkan.
Daftar Pustaka The blood. In: Sherwood L. Human physiology: from celss to systems. 7th ed. United States: Brooks/Cole Cengage Learning; 2007. The blood. In: Faller A, Schuenke M, Schuenke G. The human body. 1st ed. New York: Thieme; 2004. Hematopoietic disorders. In: Longo DL, Kasper DL, Jameson JL, Fauci AS, Hauser SL, Loscalzo J, editors. Harrison’s principles of internal medicine. 18th ed. New York: McGraw-Hill; 2012.