Antipiretik adalah golongan obat-obatan untuk demam. Demam sebenarnya adalah mekanisme pertahanan tubuh terhadap kuman infeksi. Saat terjadi infeksi, otak kita akan menaikkan standar suhu tubuh di atas nilai normal sehingga tubuh menjadi demam. Obat antipiretik bekerja dengan cara menurunkan standar suhu tersebut ke nilai normal.
Terdapat banyak jenis obat antipiretik, antara lain:
Di antara obat antipiretik tersebut, yang paling banyak digunakan di Indonesia adalah paracetamol.
Obat antipiretik diindikasikan untuk segala penyakit yang menghasilkan gejala demam. Sejumlah pedoman menyatakan bahwa obat antipiretik sebaiknya diberikan jika demam lebih dari 38,5 oC. Demam yang kurang dari 38,50C sebaiknya jangan cepat-cepat diberi obat. Selain untuk menurunkan demam, sebagian besar obat-obat antipiretik tersebut juga memiliki khasiat untuk mengurangi nyeri.
Masing-masing obat antipiretik tersebut memiliki kontraindikasi. Paracetamol sebagai obat antipiretik utama di Indonesia tidak boleh diberikan pada pasien yang pernah alergi terhadap paracetamol, pasien dengan gangguan fungsi hati berat, dan pasien dengan gangguan fungsi ginjal yang berat. Ibuprofen dan obat antiradang nonsteroid lainnya bisa menyebabkan perdarahan saluran pencernaan dan dapat memperparah penyakit maag pada pasien. Aspirin tidak boleh diberikan pada penderita gangguan fungsi hati dan juga dapat menyebabkan perdarahan saluran cerna.
Pada dasarnya obat antipiretik aman untuk dikonsumsi. Namun yang sering menimbulkan masalah ialah pasien mengonsumsi dalam dosis yang terlalu banyak dan dalam jangka waktu yang terlalu lama.
Efek samping yang muncul tergantung jenis obat antipiretiknya. Beberapa efek samping yang pernah ditemui antara lain:
Dosis obat antipiretik tergantung pada jenis obat yang digunakan. Berikut dosis obat antipiretik yang sering digunakan: