Daftar isi
Bleaching atau pemutihan gigi merupakan perawatan yang banyak digunakan untuk mengatasi perubahan warna pada gigi (diskolorisasi). Secara garis besar, penyebab perubahan warna pada gigi dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu ekstrinsik dan intrinsik.
Diskolorasi ekstrinsik, disebabkan oleh:
Diskolorasi intrinsik, dibagi lagi menjadi:
Metode pemutihan gigi sudah banyak sekali saat ini, dapat berupa photo bleaching (teknik penyinaran), laser-activated bleaching (teknik yang menggunakan laser), dan mouthguard bleaching. Pemilihan metode yang sesuai harus berdasarkan indikasi dan kontraindikasi yang ada pada pasien tersebut. Namun, pada prinsipnya setiap metode yang digunakan menggunakan bahan pemutih. Bahan pemutih yang banyak dipakai diantaranya adalah hidrogen peroksida, natrium perborat, karbamid peroksida dan bahan oksidator lainnya.
Pemutihan gigi saat ini dilakukan dengan tujuan kosmetik. Namun, pemutihan gigi hanya dapat memutihkan gigi dari luar dan hanya dapat bersifat sementara apabila tidak memperbaiki penyebab terjadinya diskolorisasi gigi. Oleh karena itu, perlu diketahui terlebih dahulu penyebab perubahan warna pada gigi sebelum dilakukan pemutihan pada gigi. Apabila penyebab perubahan warna pada gigi disebabkan karena adanya suatu penyakit gigi tertentu, tindakan pemutihan gigi tidak dapat menghilangkan penyebab terjadinya penyakit pada gigi tersebut, justru bisa saja memperparah penyakit yang sudah ada pada gigi tersebut.
Keselamatan pasien selalu menjadi perhatian yang utama pada prosedur perawatan apapun. Oleh karena itu, dalam melakukan perawatan bleaching, harus tetap diperhatikan berbagai efek samping yang akan ditimbulkan. Beberapa efek samping yang merugikan dalam prosedur bleaching antara lain:
Berdasarkan penelitian, bleaching dapat menyebabkan pengeroposan akar gigi yang diakibatkan bahan pemutihan gigi yang mengoksidasi, terutama hidrogen peroksida 30%-35%.
Peningkatan kerapuhan dari struktur mahkota gigi dapat disebabkan oleh aplikasi panas dan dapat dihasilkan karena prosedur bleaching, yang akan menyebabkan pengeringan dari dentin dan email.
Natrium perborat merupakan bahan bleaching yang cukup aman, sedangkan hidrogen peroksida 30% merupakan bahan yang kaustik dan menyebabkan gusi terbakar serta mengelupas. Oleh karena itu, jaringan lunak harus dilapisi pasta pelindung, seperti vaseline, Orabase, atau katalase.
Bahan bleaching atau peroksida yang digunakan dokter gigi dalam perawatan pemutihan gigi dapat menyebabkan iritasi pada jaringan lunak di dalam mulut. Karena itu peroksida terbatas hanya berkontak pada gigi saja. Selama proses perawatan, gigi yang di-bleaching mungkin akan menjadi sensitif atau terdapat rasa tidak nyaman. Apabila terjadi, dokter gigi harus mengurangi waktu kunjungan dan proses bleaching dihentikan, sehingga jaringan saraf di dalam gigi tidak mengalami kerusakan yang berat. Pengurangan waktu kunjungan juga dilakukan apabila terdapat rasa tidak nyaman karena peroksida berkontak dengan gingiva, pipi, atau bibir pasien.
Peningkatan sensitivitas gigi terhadap makanan dan minuman dingin atau panas (thermal sensitivity), merupakan hal yang biasa pada pasien yang dilakukan perawatan bleaching dengan peroksida. Setelah perawatan, sensitifitas gigi terhadap rangsang panas atau dingin dari makanan atau minuman.
Meskipun bleaching awal berhasil, namun banyak gigi akan mengalami perubahan warna gigi kembali setelah beberapa tahun. Oleh karena itu pasien harus diberitahu tentang kemungkinan ini.