Human papilloma virus (HPV) adalah virus yang menyebabkan tumor pada kulit dan membran mukosa. Lebih dari 100 tipe HPV telah diketahui. Berdasarkan kemiripan tipe HPV, infeksi HPV dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu infeksi mukosa, infeksi kulit non-genital, dan epidermodysplasia verruciformis (EV).
Gejala klinis infeksi HPV berbeda – beda tergantung letak infeksi:
Infeksi mukosa
Infeksi mukosa anus dan genital menyebabkan penyakit yang disebut kondiloma akuminata (kutil kelamin), yaitu tonjolan massa jinak seperti kembang kol yang dapat ditemui di sekitar anus, lubang vagina, bibir vagina, vulva, dan penis. Penyakit ini juga dapat berbentuk tonjolan dengan permukaan halus seperti kutil. Kondiloma akuminata umumnya tidak nyeri, namun gatal dan berdarah jika sering tergesek pakaian. Terdapat varian ganas dari penyakit ini, yaitu karsinoma verukosa, dimana tonjolan kembang kol tersebut disertai nanah dan dapat merusak jaringan sekitar.
Infeksi HPV pada mulut rahim (serviks) umumnya tidak menimbulkan gejala dan hanya dapat diketahui dari pemeriksaan Pap smear. Infeksi HPV pada anus dapat menyebabkan kanker anus yang menimbulkan gejala perdahan dan sensasi adanya massa pada anus. Selain di daerah anus dan genital, infeksi HPV juga dapat terjadi pada mulut, hidung, jalan napas dan mata.
Infeksi kulit
Infeksi HPV pada kulit menyebabkan kelainan kulit seperti kutil (veruka vulgaris), berbentuk bulat, kasar, berlapis – lapis dan permukaan tidak beraturan. Kelainan ini umumnya tidak nyeri namun gatal dan sering ditemui di tangan, jari – jari, kaki, dan lutut. Kelainan ini jinak dan dapat menghilang dengan sendirinya.
Epidemodysplasia verruciformis
EV merupakan suatu kanker kulit yang umumnya ditemukan pada orang dengan sistem imun rendah (penderita AIDS atau penerima transplantasi organ). Kanker ini hanya ditemui pada sebagian kecil orang dengan faktor genetik yang meningkatkan kerentanan terhadap infeksi HPV tipe tertentu. Kelainan kulit berupa kulit mendatar dengan bentuk tidak beraturan berwarna merah – kecokelatan. Kelainan ini dapa dapat ditemui pada semua bagian tubuh kecuali mulut dan dapat menghancurkan jaringan sekitar.
Penyebab infeksi HPV adalah human papilloma virus. Infeksi HPV saja umumnya tidak menyebabkan perubahan ganas pada tempat yang terinfeksi. Terdapat beberapa faktor risiko terjadinya infeksi HPV, yaitu: aktivitas seksual (berganti – ganti pasangan, berhubungan seksual pertama kali pada usia muda, homoseksualitas); riwayat merokok; konsumsi pil kontrasepsi lebih dari 5 tahun; serta paparan sinar ultraviolet dan sinar X.
Tidak terdapat pengobatan khusus untuk menghilangkan HPV pada kondiloma akuminata. Pengobatan umumnya ditujukan pada tonjolan seperti kutil, yaitu dengan pemberian zat – zat untuk mengelupaskan kutil selama beberapa minggu - bulan atau dengan terapi bedah. Tingkat kekambuhan kondiloma akuminata tinggi meskipun sudah diobati. Infeksi HPV tanpa perubahan pre-keganasan pada anus, genital dan serviks tidak memerlukan terapi, namun dilakukan pemeriksaan berulang.