Istilah gangren merujuk kepada kematian sebagian besar jaringan ; istilah nekrosis juga sering digunakan secara bergantian. Kejadian ini lebih sering mengenai bagian ujung dari tangan atau kaki karena penyumbatan pembuluh darah arteri (dari trombosis, emboli, atau radang arteri). Tipe gangren ini yang mengenai jaringan yang awalnya steril (tidak terdapat mikroorganisme) harus dibedakan dengan tipe gangren yang diawali dengan adanya infeksi (gas gangren) walaupun keduanya dapat terjadi secara bersamaan.
Bagian yang terdapat gangren kehilangan pulsasi (denyut) nadi arteri, aliran darah balik, respon pembuluh darah kapiler terhadap tekanan, suhu, dan kehilangan fungsi. Terdapat perubahan warna pada bagian ini bervariasi tergantung situasi (pucat, abu – abu, keunguan) sampai terakhir menjadi warna coklat kehitaman, hitam kehijauan, atau hitam, yang diakibatkan oleh pecahnya hemoglobin dan pembentukan senyawa besi sulfida.
Gangren kering terjadi ketika terdapat aliran darah yang melambat sedikit demi sedikit. Hal ini biasanya disebabkan oleh sumbatan atheroma (penumpukan lemak abnormal pada pembuluh darah arteri) pada pembuluh darah arteri. Bagian tubuh yang terkena menjadi kering dan berkeriput, berubah warna karena pecahnya hemoglobin, dan berminyak ketika disentuh.
Gangren basah terjadi ketika terdapat infeksi dan pembusukan. Bagian tubuh yang terkena menjadi bengkak dan berubah warna. Pada kulit dapat ditemui lepuhan – lepuhan. Jika diraba dapat didengar suara dan sensasi keritik, letusan dibawah kulit karena terdapatnya udara bebas dibawah kulit. Udara bebas ini disebabkan oleh organisme pembentuk gas. Situasi ini sering ditemui pada kaki pasien penderita diabetes.
Terdapat zona pembatas antara jaringan yang masih hidup dan mati. Batasan ini terjadi karena adanya lapisan jaringan granulasi. Pada gangren kering, jika aliran darah ke jaringan diatas sumbatan cukup, garis pembatas akan muncul dalam hitungan hari dan batasan ini terjadi secara rapi dan dengan infeksi minimal. Jika terdapat keterlibatan tulang, zona pembatas ini akan muncul lebih lama. Ketika jaringan lunak saja yang terkena, bagian tubuh tersebut akan berbentuk menjadi seperti puntung yang mengerucut karena tulang memiliki aliran darah yang lebih baik daripada jaringan yang menyelimutinya.
Pada gangren basah, terdapat infeksi dan pembentukan nanah yang meluas ke jaringan yang masih hidup, yang menyebabkan garis pembatas menjadi lebih keatas (jaringan mati menjadi lebih luas) dibandingkan gangren kering. Hal ini yang menyebabkan gangren kering harus dijaga agar tetapi kering dan tidak terinfeksi sebisa mungkin, dan segala usaha ditujukan untuk merubah gangren basah menjadi gangren kering.
Terdapat macam – macam gangren yang spesifik seperti gangren diabetik, luka baring (bedsores), penyalahgunaan obat, radang dingin (frostbite), ergot, gangren pada pembuluh darah vena (venous gangrene). Gangren diabetik diakibatkan oleh 3 faktor yaitu perubahan saraf perifer, gangguan aliran darah akibat atheroma, dan rentannya terhadap infeksi karena terdapat kelebihan gula pada jaringan. Perubahan saraf perifer membuat pasien lebih mudah abai terhadap luka kecil dan infeksi.
Luka baring (bedsores) diakibatkan oleh tekanan lokal. Luka ini lebih cepat muncul pada pasien yang tidak bergerak dan pasien dengan penyakit yang melemahkan. Faktor – faktor yang mempermudah terjadinya luka baring adalah tekanan, cedera, anemia, malnutrisi, dan kelembaban. Pada pasien dengan penyalahgunaan obat, terjadi perubahan pada pembuluh darah kecil. Akantetapi, pada sebagian besar kasus terjadi penyembuhan dan progresi ke gangren jarang.
Radang dingin (frostbite) terjadi akibat paparan terhadap dingin. Dinding pembuluh darah rusak yang selanjutnya terjadi peradangan dan pembengkakan. Penderita mengalami rasa nyeri seperti terbakar pada bagian yang terkena, yang kemudian diikuti terjadinya gangren. Bagian yang mengalami radang dingin harus dihangatkan secara bertahap. Ergot merupakan penyebab gangren pada pasien yang mengkonsumsi roti gandum hitam yang terinfeksi Claviceps purpurea. Gangren pada pembuluh darah vena sangat jarang terjadi. Hal ini terjadi ketika sirkulasi ke anggota gerak terutama kaki terganggu karena sumbatan.
Penatalaksaan gangren bergantung pada sejauh mana bagian tubuh yang terkena / jari dapat diselamatkan. Hal ini berhubungan dengan aliran darah pada jaringan diatas gangren. Kadangkala, aliran darah ini dapat diperbaiki dengan intervensi bedah atau radiologi.
Aliran darah yang baik dapat menjamin amputasi hanya pada bagian gangren saja untuk dapat berhasil dengan baik. Akantetapi, amputasi meliputi jaringan diatas gangren / amputasi yang lebih luas untuk menyelamatkan nyawa diperlukan pada kasus – kasus seperti gangren yang menyebar luas dan cepat serta gas gangren.
Pada beberapa kasus, terutama gangren pada ujung jari, amputasi dapat dihindari. Tatalaksana konservatif meliputi menjaga agar bagian yang terkena tetapi kering. Pemaparan terhadap udara dan penggunaan kipas angin dapat membantu proses pengeringan dan mengurangi nyeri. Bagian tersebut tidak boleh dihangatkan. Area yang mendapat tekanan seperti kulit pada tumit harus dilindungi agar gangren baru tidak terjadi pada area ini. Penggunaan sendal yang empuk, kasur angin merupakan salah satu tindakan pencegahan yang cukup berguna.