Dermatitis seboroik adalah penyakit kulit di mana terjadi peradangan pada area yang banyak mengandung kelenjar minyak (sabasea), seperti pada kulit kepala, wajah, dan batang tubuh. Penyakit kulit ini dapat ditemukan pada semua umur, namun paling sering dialami bayi dan usia remaja sampai usia pertengahan. Laki – laki lebih banyak menderita penyakit ini dibanding wanita karena kelenjar minyak pada laki – laki lebih aktif.
Dermatitis seboroik umumnya ditemui di daerah kulit dengan kelenjar minyak yang banyak dan aktif, terutama daerah berambut di kepala (kulit kepala, batas rambut, alis, bulu mata, kumis, dan jenggot). Selain itu, juga sering ditemui di dahi, lipatan kumis, telinga bagian luar, belakang telinga, dan lipatan kulit di batang tubuh (ketiak, pusar, lipatan paha, lipatan payudara).
Gambaran kelainan kulit dermatitis seboroik bervariasi dari ringan sampai berat, yaitu dapat berupa kulit kemerahan yang ditutupi sisik halus sampai peninggian kulit yang besar, berminyak dan mengelupas. Tanda khas dari dermatitis seboroik adalah adanya sisik yang halus dan umumnya berwarna putih. Penderita umumnya mengeluhkan rasa gatal atau terbakar. Jika tidak diobati, sisik dapat menjadi tebal, kekuningan, berminyak dan disertai infeksi bakteri (infeksi sekunder). Adanya infeksi bakteri ditandai dengan kelainan kulit yang nyeri dan bernanah.
Pada bayi, dermatitis seboroik pada kepala dikenal sebagai kerak topi. Kelainan kulit berupa kerak tebal berwarna kuning berminyak. Sebagian besar bayi akan sembuh pada usia 1 tahun.
Jamur Pityrosporum ovale (genus Malassezia) berkaitan dengan penyakit ini. Jamur ini ditemui pada semua orang sehat; namun pada beberapa orang, terdapat beberapa faktor lain yang menyebabkan timbulnya reaksi peradangan terhadap jamur tersebut. Faktor yang berperan antara lain faktor keturunan, lingkungan, hormon, dan adanya penyakit penyerta. Penyakit ini dapat diperburuk oleh kelelahan, kekurangan tidur, stres psikologis, dan perubahan cuaca. Penderita diabetes mellitus, penyakit Parkinson, stroke dan AIDS lebih mudah menderita penyakit ini. Sinar matahari menghambat perkembangan P. ovale sehingga gejala penyakit ini umumnya membaik saat musim panas. Meskipun diperkirakan merupakan penyakit infeksi, penyakit ini tidak menular.
Kunci utama pengobatan dermatitis seboroik adalah kebersihan. Penderita harus membiasakan diri untuk membersihkan kulit yang terkena dengan sabun untuk mengurangi minyak. Kelainan kulit pada dermatitis seboroik dapat diobat dengan obat – obatan topikal golongan anti-jamur (seperti selenium sulfide, pyritione zinc, terbinafine, natrium sulfasetamid) dan golongan anti-peradangan (steroid). Pada sisik yang tebal, dapat digunakan obat penghancur sisik seperti asam salisilat atau tar batu bara. Pada penderita yang tidak membaik dengan pengobatan tersebut, diberikan obat untuk menekan produksi minyak seperti isotretinoin.