Kreatinin merupakan produk sisa dari kreatinin fosfat, sebuah senyawa yang dapat ditemukan pada jaringan otot skelet. Substansi ini dikeluarkan melalui ginjal. Kadar kreatinin dalam darah dapat dipengaruhi oleh gangguan ginjal. Oleh karena itu, kreatinin sangat berguna dalam mengevaluasi fungsi ginjal. Peningkatan kadar kreatinin mengindikasikan penurunan laju filtrasi glomerulus.
Kadar kreatinin normalnya dalam jumlah yang konstan walaupun pada pasien usia tua. Kadar urea nitrogen / blood urea nitrogen (BUN) biasa digunakan bersamaan dengan kreatinin untuk menilai fungsi ginjal.
Kadar normal kreatinin dalam darah berbeda antara wanita, pria, dan anak – anak. Pada wanita kadar normal berkisar antara 0,6 – 1,2 mg/dL ; pada pria berkisar antara 0,8 – 1,4 mg/dL. Sedangkan pada anak – anak kadar normal kreatinin dalam darah berkisar antara 0,2 – 1,0 mg/dL.
Saat sore, kadar kreatinin lebih tinggi 20 – 40% dibandingkan pagi. Hasil pemeriksaan juga dapat berubah jika terjadi pecahnya sel darah merah sampel akibat konsumsi daging yang berlebihan.
Obat – obatan yang dapat meningkatkan kadar kreatinin : amfotericin B, androgen, asam askorbat, barbiturat, captopril, sefalosporin, cimetidine, clonidine, kortikosteroid, dextran, doksisiklin, fruktosa, gentamisin, glukosa, hidralazin, levodopa, lithium, mannitol, metildopa, propanolol, sulfonamide, streptokinase, testosterone, trimethoprim.
Obat – obatan yang dapat membuat kadar kreatinin lebih rendah dari normal : chlorpromazine, marijuana, diuretik tiazid, vancomycin.
Pada pasien dengan diabetes melitus yang dalam pengobatan dengan metformin, kadar kreatinin perlu diperiksa setiap 12 bulan karena obat ini dapat menyebabkan asidosis laktat pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal.
Kreatinin dalam darah berfungsi untuk memonitor fungsi ginjal. Selain itu, kreatinin juga sering digunakan sebagai monitor pasien dengan konsumsi obat – obatan yang bersifat racun terhadap ginjal seperti antibiotik golongan aminoglikosida.
Kadar kreatinin darah yang meningkat dapat disebabkan oleh beberapa kondisi seperti: gagal jantung kongestif, dehidrasi, diabetes melitus, infeksi glomerulus, gout (kadar asam urat meningkat), hipertiroid, myeloma multipel, nefritis, pyelonefritis, gagal ginjal, radang sendi reumatoid, kadar ureum dalam darah yang tinggi, obstruksi pada saluran kemih, penyakit lupus.
Kadar kreatinin darah dapat menurun pada kondisi di mana terdapat pengurangan massa jaringan otot dan pada kehamilan.