Dermatitis aktinik kronik adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh paparan sinar matahari. Secara kata per kata, dermatitis aktinik kronik diartikan sebagai berikut: dermatitis artinya penyakit kulit atau eksim, aktinik artinya disebabkan oleh matahari, dan kronik artinya penyakit berlangsung lama. Dermatitis aktinik kronik sangat jarang ditemui, umumnya hanya mengenai orang dewasa dan orang tua.
Penyebab utama dermatitis aktinik kronik adalah paparan sinar matahari. Pada beberapa kasus, penyakit ini juga timbul akibat paparan sinar buatan (lampu, sinar ultraviolet, sinar X, dll). Karena penyebabnya paparan sinar, gejala dermatitis aktinik kronik paling sering muncul pada area kulit yang sering terpapar. Gejala dapat timbul segera setelah paparan, atau beberapa hari sesudahnya. Pada kondisi yang terakhir, seringkali penderita tidak menyadari bahwa penyebab penyakitnya adalah sinar matahari.
Gejala utama dermatitis aktinik kronik adalah kulit gatal, memerah, meradang, mengelupas, dan pada jangka panjang mengalami penebalan. Gejala ini paling sering terjadi pada wajah, telinga, leher, dada bagian atas, dan punggung tangan. Pada bagian dada, gejala kulit biasanya berbentuk V, mengikuti bentuk kerah baju. Selain pada area kulit yang terpapar langsung, walaupun lebih jarang, gangguan dapat juga muncul pada bagian yang tertutup oleh pakaian.
Dermatitis aktinik kronik bisa timbul sepanjang tahun dan biasanya lebih parah pada musim panas, ketika sinar matahari bersinar sangat terang.
Penderita dermatitis aktinik kronik mengalami penyakit ini dalam jangka lama, bahkan ada yang seumur hidup. Hanya sekitar 10 - 20% penderita yang sembuh spontan setelah beberapa tahun.
Sampai saat ini belum ada obat khusus untuk menyembuhkan dermatitis aktinik kronik. Pengobatan hanya ditujukan untuk mengurangi gejala. Pengobatan berupa pemberian salep kulit yang mengandung pelembab atau mengandung kortikosteroid. Tujuannya untuk memulihkan kulit yang kering dan menghambat reaksi peradangan. Jika pengobatan dengan salep tidak memberikan efek terapi yang diharapkan, pengobatan dapat diubah dalam bentuk obat minum maupun obat suntik, contohnya adalah tablet kortikosteroid, azatioprin, atau siklosporin.
Selain dengan obat-obatan, untuk mengurangi kepekaan kulit terhadap sinar, kadang-kadang dilakukan terapi sinar ultraviolet dalam dosis terukur. Pada terapi ini, diharapkan kulit menjadi lebih ‘kebal’ terhadap paparan sinar.
Langkah terpenting selain pengobatan adalah pencegahan. Caranya antara lain tetap berada di dalam rumah ketika matahari bersinar sangat terang, memakai pakaian yang tertutup, memakai kacamata, topi, sarung tangan, dan lain-lain. Selain itu, kaca rumah dan mobil mesti dilapisi dengan lapisan tipis yang bisa menahan sinar ultraviolet.
Dermatitis aktinik kronik adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh paparan sinar matahari. Secara kata per kata, dermatitis aktinik kronik diartikan sebagai berikut: dermatitis artinya penyakit kulit atau eksim, aktinik artinya disebabkan oleh matahari, dan kronik artinya penyakit berlangsung lama. Dermatitis aktinik kronik sangat jarang ditemui, umumnya hanya mengenai orang dewasa dan orang tua.
Penyebab utama dermatitis aktinik kronik adalah paparan sinar matahari. Pada beberapa kasus, penyakit ini juga timbul akibat paparan sinar buatan (lampu, sinar ultraviolet, sinar X, dll). Karena penyebabnya paparan sinar, gejala dermatitis aktinik kronik paling sering muncul pada area kulit yang sering terpapar. Gejala dapat timbul segera setelah paparan, atau beberapa hari sesudahnya. Pada kondisi yang terakhir, seringkali penderita tidak menyadari bahwa penyebab penyakitnya adalah sinar matahari.
Gejala utama dermatitis aktinik kronik adalah kulit gatal, memerah, meradang, mengelupas, dan pada jangka panjang mengalami penebalan. Gejala ini paling sering terjadi pada wajah, telinga, leher, dada bagian atas, dan punggung tangan. Pada bagian dada, gejala kulit biasanya berbentuk V, mengikuti bentuk kerah baju. Selain pada area kulit yang terpapar langsung, walaupun lebih jarang, gangguan dapat juga muncul pada bagian yang tertutup oleh pakaian.
Dermatitis aktinik kronik bisa timbul sepanjang tahun dan biasanya lebih parah pada musim panas, ketika sinar matahari bersinar sangat terang.
Penderita dermatitis aktinik kronik mengalami penyakit ini dalam jangka lama, bahkan ada yang seumur hidup. Hanya sekitar 10 - 20% penderita yang sembuh spontan setelah beberapa tahun.
Sampai saat ini belum ada obat khusus untuk menyembuhkan dermatitis aktinik kronik. Pengobatan hanya ditujukan untuk mengurangi gejala. Pengobatan berupa pemberian salep kulit yang mengandung pelembab atau mengandung kortikosteroid. Tujuannya untuk memulihkan kulit yang kering dan menghambat reaksi peradangan. Jika pengobatan dengan salep tidak memberikan efek terapi yang diharapkan, pengobatan dapat diubah dalam bentuk obat minum maupun obat suntik, contohnya adalah tablet kortikosteroid, azatioprin, atau siklosporin.
Selain dengan obat-obatan, untuk mengurangi kepekaan kulit terhadap sinar, kadang-kadang dilakukan terapi sinar ultraviolet dalam dosis terukur. Pada terapi ini, diharapkan kulit menjadi lebih ‘kebal’ terhadap paparan sinar.
Langkah terpenting selain pengobatan adalah pencegahan. Caranya antara lain tetap berada di dalam rumah ketika matahari bersinar sangat terang, memakai pakaian yang tertutup, memakai kacamata, topi, sarung tangan, dan lain-lain. Selain itu, kaca rumah dan mobil mesti dilapisi dengan lapisan tipis yang bisa menahan sinar ultraviolet.