Glikosuria adalah kondisi di mana terjadi peningkatan pengeluaran glukosa atau gula darah melalui urine (air kemih). Pada kondisi normal tidak ditemukan gula pada air kemih. Darah yang disaring pada ginjal akan meloloskan sebagian kecil gula. Namun, saluran pada ginjal memiliki kemampuan untuk menyerap kembali gula tersebut sehingga tidak ada gula yang keluar melalui air kemih. Bila ditemukan adanya gula yang keluar pada air kemih maka terdapat dua kecurigaan, yakni kadar gula dalam darah yang terlalu tinggi sehingga tidak mampu disaring oleh ginjal atau terdapat kerusakan pada saluran ginjal sehingga kehilangan kemampuan untuk menyerap kembali gula tersebut.
Saluran pada ginjal mampu menyerap kembali gula darah hingga 180 mg/dl. Pada orang normal, gula pada ginjal tidak melebihi angka tersebut. Glikosuria dideteksi melalui pemeriksaan urine. Terdapat dua metode pemeriksaan, yakni pemeriksaan kuantitatif (mencantumkan angka besaran kadar gula pada urine) dan kualitatif (mencantumkan skala kadar gula: skala berupa angka 1 hingga 4).
Terdapat dua penyebab glikosuria:
Gula bersifat menyerap air. Dengan demikian, pada penderita glikosuria akan terjadi peningkatan volume air kemih. Penderita akan merasa sering buang air kecil bahkan sering terbangun malam hari saat tidur untuk berkemih. Jika kondisi ini terus terjadi, penderita dapat mengalami dehidrasi, lemas, sering merasa haus, dan kekurangan cairan.
Pengobatan glikosuria disesuaikan dengan penyebabnya. Pada penderita kencing manis, penderita harus mengonsumsi obat agar tercapai target kada gula darahnya. Penderita juga harus diet rendah gula, rajin berolah raga, dan bagi penderita yang gemuk dianjurkan untuk menurunkan berat badan. Bila target kadar gula darah sudah tercapai maka kondisi glikosuria pun akan membaik. Demikian pula glikosuria yang diakibatkan oleh kelaianan pada saluran ginjal. Perlu diperiksa dengan mendetail penyebab kerusakan pada saluran ginjal tersebut. Terapi yang tepat sesuai dengan penyebabnya akan memperbaiki kondisi glukosiria.