Osteoporosis adalah suatu kondisi di mana kepadatan tulang berkurang sehingga tulang menjadi rentan dan rapuh (pengeroposan tulang). Osteoporosis terdiri dari 3 tipe, yaitu tipe 1 (osteoporosis pada wanita post-menopause), tipe 2 (osteoporosis pada orang tua), dan tipe 3 (osteoporosis sekunder akibat sebab lain). Penderita osteoporosis menjadi sangat rentan terhadap patah tulang.
Osteoporosis sering disebut silent disease karena kehilangan tulang terjadi tanpa gejala. Osteoporosis dapat terjadi pada setiap tulang, namun paling umum ditemui pada pergelangan tangan, pinggul, dan tulang belakang. Gejala awal berupa nyeri sendi, kesulitan berdiri, dan kesulitan duduk tegak. Osteoporosis pada tulang belakang dapat menyebabkan gejala nyeri punggung, kehilangan tinggi badan, atau kelainan bentuk tulang belakang, dan postur membungkuk. Penderita osteoporosis dapat mengalami patah tulang hanya dengan benturan ringan, jatuh, menaiki tangga, mengangkat benda, atau membungkuk. Meskipun osteoporosis sendiri tidak menimbulkan nyeri, namun jika terjadi patah tulang penderita dapat merasa nyeri hebat.
Osteoporosis adalah penyakit yang tidak banyak menimbulkan gejala sehingga dapat berlangsung tanpa disadari sampai terjadi patah tuang. Osteoporosis tipe 1 disebabkan oleh berkurangnya hormon estrogen pada wanita post – menopause. Berkurangnya estrogen menyebabkan sel perusak tulang menjadi lebih aktif dan pembentukan tulang baru menurun. Umumnya gejala timbul pada wanita usia 51 – 75 tahun. Osteoporosis tipe 2 disebabkan kurangnya kalsium yang berhubungan dengan usia dan ketidakseimbangan diantara kecepatan hancurnya tulang dan pembentukan tulang yang baru, dapat terjadi pada wanita atau pria di atas 70 tahun. Osteoporosis tipe 3 disebabkan oleh faktor – faktor lain seperti obat –obatan dan gaya hidup.
Faktor risiko osteoporosis adalah wanita post – menopause; usia tua; tubuh kecil dan kurus; riwayat keluarga menderita osteoporosis; konsumsi jangka panjang obat – obat tertentu (steroid, pengencer darah, anti-kejang, obat maag, beberapa jenis obat diabetes), alkohol dan minuman bersoda; riwayat merokok; malnutrisi; defisiensi vitamin D; makanan tinggi protein; dan penyakit tertentu (AIDS, hipertiroid, depresi, kanker lambung, penyakit Chron, peyakit celiac).
Terdapat beberapa pilihan peengobatan osteoporosis, antara lain terapi pengganti hormon, bifosfonat, kalsitonin, serta suplemen kalsium dan vitamin D. Untuk wanita post – menopause dapat diberikan hormon pengganti untuk mencegah hilangnya kepadatan tulang lebih lanjut. Namun hormon estrogen meningkatkan risiko stroke, penyakit jantung dan kanker payudara sehingga penggunaannya harus dikonsultasikan dengan dokter. Bifosfonat merupakan obat non – hormon yang berfungsi mencegah hilangnya kepadatan tulang dengan memperlambat kecepatan pengrusakan tulang. Suplemen kalsium dan vitamin D dapat membantu orang lanjut usia dalam menurunkan risiko patah tulang.