Demam reumatik adalah penyakit autoimun dengan peradangan menyeluruh yang timbul setelah infeksi bakteri Streptokokus grup A (seperti radang tenggorok dan demam skarlet). Peradangan pada penyakit ini umumnya menyerang jantung, sendi, kulit, dan otal. Demam reumatik umumnya terjadi pada anak – anak usia 5 – 15 tahun dan sekitar 14 – 28 hari setelah menderita infeksi bakteri Streptokokus grup A.
Demam reumatik menimbulkan berbagai gejala dan tanda yang bervariasi. Meskipun infeksi tenggorokan diduga kuat sebagai penyebab dasar penyakit demam reumatik, hanya 35 – 60% penderita yang mengaku mengalami nyeri tenggorokan beberapa minggu sebelum gejala demam reumatik muncul. Menurut kriteria Jones, gejala dibagi menjadi kriteria mayor dan minor untuk menentukan diagnosis demam reumatik. Dapat dikatakan demam reumatik jika penderita memenuhi 2 kriteria mayor; atau 1 kriteria mayor ditambah 2 kriteria minor; yang disertai bukti adanya infeksi Streptokokus (peningkatan titer anti streptolysin O darah).
Gejala ini merupakan gejala utama pada demam reumatik (75% penderita). Keluhan berupa nyeri sendi – sendi besar yang simetris (lutut, pergelangan kaki, siku, dan pergelangan tangan), disertai perdangan dan berpindah – pindah.
Gejala ini terjadi pada 30 – 60% penderita dan lebih sering pada anak – anak. Gejala berupa sesak napas, batuk, terbangun karena sesak napas, nyeri dada, dan atau sesak napas yang membaik jika duduk.
Benjolan berupa tonjolan keras yang tidak nyeri; paling sering ditemui di pergelangan tangan bagian belakang, siku bagian luar, dan lutut bagian depan.
Bercak pada kulit berwarna kemerahan, tidak gatal, tidak nyeri, dan saling bergabung satu sama lain. Umumnya ditemui pada batang tubuh.
Merupakan gerakan wajah dan lengan yang cepat dan tidak bertujuan, terutama pada penderita anak.
Peradangan pada demam reumatik dapat berlangsung selama beberapa minggu sampai bulan. Pada beberapa kasus, dapat terjadi komplikasi jangka panjang. Komplikasi dapat berupa penyakit jantung reumatik (kerusakan katup atau otot jantung permanen), gangguan irama jantung, dan gagal jantung.
Infeksi bakteri Streptokokus grup A dalam bentuk infeksi tenggorok atau demam skarlet merupakan awal dari demam reumatik. Komponen bakteri ini menyerupai komponen beberapa sel dalam tubuh, yaitu sel otot jantung, katup jantung, lapisan sendi, dan otak. Pada individu tertentu dengan sistem imun abnormal, antibodi yang terbentuk untuk menyerang bakteri Streptokokus grup A pada infeksi awal kemudian menyerang sel – sel tubuh dengan kemiripan struktur tersebut.
Faktor yang berperan dalam terjadinya demam reumatika dalah riwayat keluarga, tipe bakteri, dan faktor lingkngan. Beberapa subtipe Streptokokus grup A lebih cenderung menyebabkan demam reumatik dibanding subtipe lain. Risiko terjadninya demam reumatik semakin tinggi pada lingkungan yang padat dan kebersihan buruk.
Tujuan pengobatan adalah membunuh sisa bakteri Streptokokus di dalam tubuh, mengurangi gejala, mengontrol peradangan, dan mencegah kambuhnya serangan akut demam reumatik. Penderita disarankan untuk beristirahat total, terutama jika terdapat gangguan jantung. Untuk membunuh bakteri, diberikan antibiotik penisilin. Peradangan diatasi dengan obat anti – radang; pilihan obat adalah golongan salisilat (aspirin) dengan atau tanpa steroid. Penderita perlu mengkonsumsi antibiotik dosis rendah (penisilin, sulfadiazine, atau eritromisin) untuk mencegah kekambuhan sampai anak berusia 20 tahun. Pada penderita usia di atas 20 tahun, obat pencegahan diminum selama minimal 5 tahun.