Daftar isi
Apraksia berasal dari kata Yunani, ‘a’ dan ‘praxis’, artinya ketidakmampuan melakukan tindakan atau gerakan. Apraksia terjadi karena adanya gangguan otak atau sistem saraf, sedangkan otot tidak mengalami gangguan. Akibat gangguan tersebut, penderita apraksia kesulitan menggerakkan dan mengkoordinasikan gerakan anggota tubuhnya.
Penyebab apraksia adalah kerusakan otak atau saraf oleh berbagai sebab. Contohnya, kerusakan akibat tumor otak, stroke, cedera, dan berbagai penyakit otak dan saraf lainnya.
Kadang-kadang apraksia sudah ada sejak lahir. Gejala perlahan mulai tampak seiring dengan bertambahnya umur anak. Penyebab pasti apraksia anak sampai saat ini masih belum diketahui.
Gejala apraksia sangat beragam, tergantung jenis apraksia dan karakteristik individu.
Selain gejala di atas, penderita apraksia juga seringkali mempunyai rasa apatis dan tidak ada minat.
Pengobatan apraksia tergantung pada jenis gejala yang dialami oleh penderita. Pengobatan meliputi terapi bicara, terapi fisik, dan terapi latihan.
Terapi bicara dilakukan bagi mereka yang mengalami apraksia bicara. Terapi ini meliputi pengulangan kata secara terus menerus untuk melatih gerakan mulut, latihan menyusun kata-kata, dan lain-lain.
Jika apraksia disebabkan oleh gangguan yang diketahui, misalnya tumor otak, pengobatan dilakukan untuk mengatasi gangguan tersebut.